15 Contoh Teks Monolog Singkat Berbagai Tema, Simak Ya

Estimated read time 8 min read

JAKARTA – Monolog merupakan seni dialog yang tidak perlu dilakukan banyak orang, Anda bisa melakukannya sendiri.

Dalam ilmu linguistik, monolog berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata mono dan legein. Mono artinya satu, sedangkan legane artinya berbicara. Tujuan monolog adalah mengajak penonton berkomunikasi, memberikan kesan atas tindakannya.

Baca juga: 10 contoh teks iklan pendek yang menarik dan efektif menarik konsumen

Monolog dapat diartikan sebagai teks pendek atau panjang, mirip dengan teks yang dipentaskan di panggung teater. Berbagai hal dapat dijadikan topik, seperti isu lingkungan, cerita romantis, biografi, dll.

Baca Juga: 15 Contoh Lirik MC Maulid Nabi 2024, Sederhana dan Mudah Dipraktikkan

Di bawah ini adalah contoh teks monolog dengan topik berbeda.

15 Contoh teks monolog pendek 1. Teks monolog tentang sekolah

Judulnya berbicara sendiri

Ada seorang siswa yang sedang berpikir di kursi depan sekolah. Melihat lingkungan sekolah, dia berbicara pada dirinya sendiri

“Bagaimana sekolahku bisa berkembang?” sedangkan lingkungan sekolahku masih belum sepenuhnya terjaga? Apa yang harus saya lakukan?” Siswa itu berpikir sejenak.

“Oh, aku sudah tahu caranya. Aku akan menemui guruku dan menanyakan bagaimana cara kita membersihkan lingkungan sekolah? Mungkin sekolah ini bisa mengadakan acara Jumat Bersih.”

2. Teks monolog sedih tentang ketidakamanan

Judul Sepatu lusuh

Pagi itu seorang anak duduk sambil merenung di tempat tidurnya. Dia hanya duduk di sana tanpa melakukan apa pun di Senin pagi yang cerah ini. – Tidak, aku tidak ingin pergi ke sekolah lagi. ucap anak yang masih duduk.

“Sebenarnya aku malu dengan semua temanku di sekolah. Kenapa aku sangat berbeda dengan mereka? Apa karena aku jelek, miskin dan tidak punya pakaian bagus?”

Baca juga: 10 Contoh Teks Fiksi dengan Topik Berbeda Beserta Strukturnya yang Cocok untuk Tugas Sekolah

“Teman-teman saya memang pakai seragam sekolah. Sedangkan saya datang dengan baju yang sudah usang bahkan warnanya sudah pudar.

Mereka punya sepatu yang bagus, sedangkan saya punya sepatu tua yang rusak. Air matanya yang terkumpul mengalir.

“Kenapa menurutku aku tidak pantas bersekolah dan berteman dengan mereka? Rasanya seperti kami berada pada level yang benar-benar berbeda dan sayalah yang tidak bisa bersama mereka.”

3. Teks monolog tentang pujian

Judul: Wanita cantik

Betapa cantiknya wanita di depanku. Mata bulatnya mengejutkanku. Pipinya yang kemerahan menambah pesonanya. Bibir merahnya mengejutkan siapa pun. Aku berharap wajahku secantik dia. Saya pasti mendapatkan banyak orang yang datang.

4. Teks monolog tentang perjuanganmu

Judul: Tentang aku dan hidupku

Saya dilahirkan dalam keluarga yang menderita karena dilumpuhkan oleh materi dunia. Namun kekurangan tersebut tidak menghalangi kita untuk mencari ilmu. Ayah saya adalah seorang guru honorer, gajinya memang tidak cukup untuk menghidupi keluarga kami selama sebulan. Sementara itu, ibu saya duduk di rumah setiap hari dan membesarkan anak-anaknya.

Karena situasi yang jelas ini, orang tuaku tidak dapat membelikanku sesuatu yang mewah di dunia ini. Tapi mereka memberi saya barang-barang yang jauh lebih berharga daripada barang-barang mewah. Mereka selalu membekali saya dengan prinsip hidup yang lebih berarti bagi saya dibandingkan harta mewah apa pun.

Ya, aku adalah anak malang dari seorang guru honorer yang selalu menjadi nomor satu di kelas. Saya seorang pelajar yang tidak pernah menyontek saat ujian. Meski pada akhirnya membuatku dibenci oleh teman-teman sekelasku.

Kini segala perjuangan dan prinsip beramal baik yang ditanamkan orang tua kepada saya membuahkan hasil. Dengan prinsip kejujuran dan ketekunan yang saya miliki, saya bisa duduk sebagai hakim tertinggi di negeri ini.

5. Teks monolog sindiran

Judul: Apa yang kamu lihat?

Pria di pojok berdiri dan kemudian melihat sekeliling ruangan, tatapannya penuh misteri.

“Kenapa kalian semua menatapku seperti itu? Aku ini apa? Sedang menonton?”

“Aku bukan barang antik yang dipajang di etalase. Aku juga bukan bintang film murahan koleksi baron, apalagi anjing monyet yang banyak dicari di pasar malam!”

“Oh, atau kalau kamu menyukaiku, akui saja? Ayo akui saja! Jangan munafik, kamu mencintaiku.”

6. Teks monolog ibadah

Gelar Sang Pencipta

Ciptaan-Mu sungguh indah, Tuhan. Ketampanannya sukses mengubah duniaku. Sikapnya yang lembut membuatku selalu betah berada di sisimu. Oh, andai saja kamu tahu bahwa aku sungguh mencintaimu.

7. Teks monolog tentang penyesalan

Judul: Akibat tidak belajar

Seharusnya aku belajar tadi malam. Seharusnya aku tidak menerima ajakan temanku untuk nongkrong di toko Boo City.

Akibat tindakan kemarin, aku tidak bisa berkonsentrasi pada ujian karena mengantuk. Saya bahkan tidak tahu apa hasil tes saya nantinya. Aku hanya takut hasil ujiannya mengecewakan ibuku

8. Teks monolog tentang kesedihan

Judul: Pencuri Puisi

Seorang gadis berdiri di depan papan buletin beberapa menit yang lalu. Ada lima lembar kertas yang dipajang puisi-puisi pemenang kompetisi minggu sebelumnya. Perhatian terhadap kertas menempati urutan ketiga dengan puisi “Cinta Ibu”.

Puisinya itulah yang dia ingat dengan baik setiap kata yang tertulis di sana. Bukannya bangga, ia malah marah dan hatinya menghangat karena melihat nama orang lain tertulis di sana. Siapa yang berani mengakui karyanya?

“Penipuan! Beraninya dia mencuri puisiku. Kalau tidak punya bakat, sebaiknya jangan ikut lomba puisi. Kalau hasilnya begini, aku kalah!” katanya dengan penuh semangat.

“Bagaimana dia bisa melakukan ini? Bagaimana dia tahu tentang kumpulan puisiku?

Meskipun aku selalu menjaga semua yang aku lakukan. Tidak ada yang tahu selain aku, dan bahkan May, sahabatku pun tidak. Lalu bagaimana bisa nama Ria tertulis disana?”

“Oh, aku tahu, Mai? Mungkin dialah yang berbicara dengan gadis menyebalkan itu dan mencuri puisiku.

9. Teks monolog tentang kemarahan

Judul: Pengkhianatan

Setelah mengetahui semuanya, saya sangat marah. Beraninya dia mengkhianatiku. Semua rahasiaku terungkap hanya karena dia.

Ya, dia adalah seseorang yang sangat aku percayai sejak lama. Sekarang aku bahkan tidak ingin melihat wajahnya.

10. Teks monolog tentang ibu

Gelar anak di mata ibu

Perasaan ini tetap sama dan tidak akan berubah ya, Bu. Segala cinta dan ketulusanmu, semuanya tidak akan pernah mudah menurutku. Anda selalu tulus dan menganggap segala sesuatunya tampak sederhana.

Matahari terbenam di ujung barat akan selalu menjadi milik kita berdua. Di sinilah kita bisa mengubah waktu kita menjadi malam yang penuh harmoni. Bukankah begitu? Itulah dirimu bagiku, kamu seperti malam yang dibuat khusus untukku.

Hal lain yang selalu membuat saya bahagia adalah fajar di Timur Jauh. Akankah pagi itu selalu bersama kita, ibu? Di pagi hari mereka menciptakan cahaya terang sehingga kita melupakan kegelapan malam yang tertutup kabut kedamaian. Bagaikan di pagi hari, kamulah satu-satunya orang yang menyinari cahaya terang saat duniaku gelap.

11. Teks monolog tentang agama

Judul: Pertobatan

Kini bumi terus bergetar dengan segala isinya, penuh liku-liku. Setiap kali aku memikirkannya, hatiku langsung hancur dan gelisah. Walaupun sekarang aku hidup dengan harta yang melimpah dan juga kedudukan yang membuatku disegani orang, tetap saja aku merasa tidak nyaman. Aku mungkin terlihat bahagia tapi kenyataannya aku tidak bahagia.

Harapan itu ibarat daun tua yang perlahan gugur. Daun muda muncul menggantikan daun tua. Begitulah adanya dan begitulah kelanjutannya. Aku tahu, aku tahu betul, bahwa apa yang aku lakukan saat ini adalah salah. Tapi kenyataannya aku lemah. Bisikan setan ini sering kali melumpuhkan hatiku.

12. Teks monolog tentang skandal tersebut

Judul: Mengapa Orang Tua Saling Bertengkar?

Jeritan itu masih terdengar jelas di kepalaku. Para orang tua terus berdebat keras sambil meninggikan egonya. Ini bukan kali pertama, nyatanya pada pekan lalu mereka juga sempat bertengkar hebat.

Saya tidak mengerti, apakah mereka tidak malu mendengarkan tetangga? Takut ibu-ibu bergosip saat membeli sayur? Dan apakah mereka lupa aku berada di rumah yang sama?

Seringkali mereka selalu bertengkar. Dan aku hanya bisa diam, bersembunyi dibalik selimut dan menyembunyikan rasa takutku.

Mereka berteriak sepanjang waktu dan mengatakan hal-hal satu sama lain yang tidak boleh didengar oleh anak-anak. Saya selalu menangis ketika mereka berdebat tentang masalah kecil.

Suara benda dilempar dan pintu dibanting membuatku semakin menangis. “Ayah, ibu, kenapa kalian selalu bertengkar?” Apa yang membuat kalian saling bermusuhan?

“Dulu kamu tidak seperti ini. Kita bahagia, tidak pernah ada hal yang membuat kita saling bertengkar.

13. Teks monolog tentang lingkungan hidup

Judul: Sampah

Saat liburan, saya dan keluarga pergi ke hutan. Hutan ini sangat ramai dikunjungi pengunjung yang juga berlibur dan berkemah. Saya sedikit terkejut karena banyak sekali sampah berserakan dimana-mana.

Tembakau, plastik, kertas, dan sampah sejenis yang dibuang sembarangan digunakan di sini. Saya tidak mengerti mengapa orang membuang sampah sembarangan? Tidakkah mereka tahu bahwa tindakan mereka hanya merugikan negara yang kita tinggali?

Mereka memang egois, ingin menikmati alam, tapi tak mau menjaganya. Mereka bahkan tidak membuang sampah pada tempatnya, dan ini merupakan kebiasaan yang baik. Jika terus seperti ini, apakah alam kita akan hancur?

14. Teks monolog tentang negosiasi

Judul: Ibu membelikanku pakaian

Suatu hari seorang ibu pergi ke toko pakaian untuk membeli kaos sepak bola. Kaos tersebut kemudian diberikan kepada anaknya yang berusia sekitar 6 tahun. Anak ibu ini sangat menyukai klub sepak bola Real Madrid di Spanyol yang juga merupakan klub favorit saya.

Untung saja di luar sana ada kaos, namun ukuran yang tersedia terlalu besar untuk tubuh anaknya. Namun penjual baju tetap menyuruh ibu untuk membelikan kaos.

Pedagang itu menyarankan agar gaun itu dibuat lebih kecil agar anak-anak ibu bisa memakainya. Segera proses negosiasi dimulai. Pedagang kaos tersebut menawarkan harga Rp 35.000, namun sang ibu menolak tawaran tersebut. Setelah melalui negosiasi yang cukup lama, akhirnya sang ibu membeli jersey bola tersebut seharga Rp 30.000.

15. Teks monolog tentang ayah

Judul : Mimpi Romo Fikri

Kisah-kisah manis tentang ayahku selalu berhasil membuatku iri dan sedih. Tentang kasih sayang dan segala perhatian yang diberikan seorang ayah kepada anak-anaknya.

Aku iri dan selalu menangis saat membayangkannya karena aku belum pernah merasakannya. Ayah saya meninggalkan ibu saya dan saya ketika saya berumur 6 tahun. 11 tahun telah berlalu dan saya hanya ingat sedikit tentangnya.

Ketika saya beranjak dewasa, mulai dari SD, SMP, dan SMA, banyak sekali rasa ingin tahu. Entah bagaimana rasanya seorang ayah berangkat dan pulang sekolah sama seperti anak-anaknya. Bagaimana rasanya saat ayahmu menerima kartu registrasimu?

Nah, rangkuman di atas merupakan contoh teks monolog pendek berbagai topik yang bisa Anda jadikan referensi dalam belajar. Semoga bisa membantu!

Mg/Anastasia Visalia Karini

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours