3 Negara ASEAN yang Kepincut Ingin Gabung BRICS, Ada Indonesia?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri China Li Qiang baru-baru ini menyelesaikan pertemuan terpisah di Asia Tenggara. Kedua sponsor terus melakukan pertemuan dengan daerah yang ingin bergabung. Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga menyatakan minatnya untuk bergabung dengan tim tersebut dalam wawancara dengan media Tiongkok sebelum kunjungan ke Malaysia. Sementara Thailand ingin bergabung dengan BRICS yang meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

Menteri Luar Negeri Maris Sangyamponsa seperti dikutip Business Times, Senin (7/1/2024), mengatakan, “Instrumen ini mewakili kerja sama Selatan-Selatan yang telah lama diupayakan Thailand.

Bagi negara-negara yang ingin mengurangi risiko ekonomi akibat meningkatnya persaingan AS-Tiongkok, bergabung dengan BRICS merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut. Namun, hal ini merupakan ekspresi kekecewaan mendalam terhadap sistem negara-negara yang dipimpin AS dan organisasi-organisasi besar yang dikendalikan Barat seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.

Mantan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan dalam sebuah wawancara, “Beberapa dari kita, termasuk orang-orang seperti saya, berpendapat bahwa krisis ekonomi dan keuangan dunia perlu diselesaikan. Jadi, BRICS dapat menjadi salah satu cara untuk menstabilkan keadaan.”

Kelompok tersebut, yang hanya memiliki lima anggota selama bertahun-tahun, berkembang menjadi sembilan anggota pada bulan Januari tahun ini ketika Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Ethiopia dan Mesir bergabung. Sementara itu, Indonesia dipandang sebagai favorit untuk bergabung tahun lalu sebelum Presiden Jokowi mengatakan dia tidak terburu-buru mengambil keputusan.

Dalam laporan Nikkei Asia, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengaku masih mengevaluasi manfaat bergabung dengan BRICS. Hal ini menyusul kunjungan Presiden Jokowi ke KTT BRICS di Afrika Selatan pada bulan Agustus tahun lalu, di mana ia mendesak negara-negara berkembang untuk bekerja sama melawan diskriminasi perdagangan.

Para pengamat menggambarkan penolakan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS sebagai keinginan untuk menghindari terlalu dekat dengan Tiongkok, yang telah menjadi sumber utama investasi asing dan perdagangan luar negeri Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Tiongkok juga telah menjadi mitra dagang terbesar bagi banyak negara ASEAN selama dekade terakhir.

Vietnam juga mengirimkan delegasi untuk berpartisipasi dalam Dialog BRICS dengan Negara Berkembang di Nizhny Novgorod, Rusia pada bulan ini. Negara ini melihat pertumbuhan BRICS namun belum mengatakan apa pun tentang bergabung dengan BRICS. Thailand dan Laos juga berpartisipasi dalam acara tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours