4 Fakta Pemberontakan Sadeng, Pergolakan di Awal Pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi

Estimated read time 2 min read

PEMBERONTAKAN Sadeng merupakan salah satu pergolakan yang terjadi pada kerajaan Majapahit pada masa Raja Tribhuwana Tunggadewi berkuasa. Namun pada akhirnya pemberontakan tersebut berhasil diredam oleh Patih Gajah Mada.

Selain Sadeng, pemberontakan yang terjadi bersamaan adalah pemberontakan Keta.

Sadeng dan Keta adalah nama wilayah taklukan Majapahit yang kini masuk wilayah Kabupaten Situbondo dan Lumajang, Jawa Timur.

Pemberontakan kedua wilayah ini merupakan pemberontakan pertama yang harus dihadapi Ratu Tribhuwana Tunggadewi yang merupakan ibu dari raja terbesar Majapahit, Hayam Wuruk.

Untuk meredam pemberontakan tersebut, Ratu Tribhuwana Tunggadewi dibantu oleh Patih Gajah Mada.

4 Fakta Pemberontakan Sadeng – Penyebab Pemberontakan

Pemberontakan Sadeng dipicu oleh meninggalnya Patih Nambi yang merupakan patih pertama Kerajaan Majapahit pada tahun 1316.

Saat itu, Patih Nambi terbunuh dalam penyerangan yang dihasut oleh perwira licik bernama Mahapati. Peristiwa ini kemudian menandai runtuhnya Lumajang yang berhubungan langsung dengan kawasan Sadeng.

Meninggalnya Patih Nambi dan keruntuhan Lumajang menggugah emosi Sadeng yang menganggap patih dianggap sebagai orang yang berjasa. Sejak saat itu, wilayah tersebut merencanakan pemberontakan untuk membalas dendam.

– Itu terjadi segera setelah Tribhuwana Tunggadewi naik takhta. Setelah Tribhuwana Tunggadewi naik takhta, ia mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan wilayah taklukan Majapahit. Setelah itu Ratu Tribhuwana Tunggadewi memperhatikan bahwa wakil Sadeng dan Keta tidak hadir.

Ratu Tribhuwana Tunggadewi kemudian mengirimkan mata-mata untuk memastikannya. Terlihat Sadeng dan Keta bersiap melakukan pemberontakan dengan menyiapkan pasukan.

– Strategi diplomatik digagalkan oleh komandannya sendiri. Mengikuti nasehat Mahapatih Arya Tadah dan Patih Gajah Mada, Ratu Tribhuwana Tunggadewi berupaya menumpas pemberontakan tersebut melalui jalur diplomasi. Sayangnya upaya tersebut harus digagalkan oleh Ra Kembar, panglima Majapahit yang pertama kali mengepung Sadeng.

Ra Kembar merasa Sandeng merupakan daerah yang pantas dihancurkan karena memberontak. Setelah itu, Sandeng langsung memberikan perlawanan kepada pasukan Majapahit.

– Peran Gajah Mada Merasa tertipu dengan kelakuan Ra Kembar, Gajah Mada segera memerintahkan seluruh pasukan Majapahit untuk datang ke Sadeng.

Hingga akhirnya Ratu Tribhuwanatunggadewi mundur untuk meredam pemberontakan tersebut. Sukses, namun tercatat atas nama Ratu Tribhuwanatunggadewi. Bukan karena karya Gajah Mada, Arya Tadah atau Ra Kembar.

Setelah pemberontakan ini, Gajah Mada diangkat menjadi Amangkubumi menggantikan Arya Tadah. Sedangkan Ra Kembar ditunjuk sebagai koordinator angkatan bersenjata untuk mengalahkan musuh.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours