5 Bahaya Starlink di Indonesia, Bisa Monopoli Pasar hingga Buat Banyak Perusahaan Bangkrut

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Bencana Starlink di Indonesia kini menjadi perbincangan hangat. Apalagi setelah Elon Musk mengambil karpet merah untuk menjual Starlink di Indonesia.

Starlink adalah proyek pengembangan satelit antargalaksi yang dijalankan oleh perusahaan Amerika bernama SpaceX. Proyek ini bertujuan untuk mendemonstrasikan sistem komunikasi Internet berkinerja tinggi dan berbiaya rendah melalui satelit.

Kami yakin kehadiran Starlink di Indonesia akan membuat Internet tersedia hingga ke pelosok. Ini prospek yang bagus, tapi dalam seni selalu ada pro dan kontra.

Bahkan Anggota Komite VI DPR RI Evita Nursanty merasa prihatin dengan keluarnya Starlink di Indonesia yang menurutnya bisa mematikan pasar perusahaan lokal. Berikut beberapa risiko Starlink di Indonesia.

5 Risiko Starlink di Indonesia1. Starlink bisa memonopoli pasar di channel YouTube Teknobie, dikatakan Starlink memiliki keunggulan yang tidak adil atau keunggulan kompetitif yang tidak adil. Saat ini diyakini bahwa semua penyedia layanan di Indonesia harus melakukan berbagai hal agar Internet menjadi lebih berharga.

Peraturan yang kurang ketat terkait layanan internet satelit seperti Starlink dapat mempersulit operator telepon seluler lokal untuk bersaing dengan perusahaan asing yang berpotensi besar.

Jika biaya berlangganan Starlink turun sesuai rencana perusahaan, ada kekhawatiran operator telekomunikasi Indonesia akan berusaha bersaing dengan harga internet. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah pelanggan yang beralih ke Starlink.

2. Tidak memiliki kantor di Indonesia Meski Starlink menjual produknya di Indonesia, namun hingga saat ini perusahaan tersebut belum memiliki kantor di Indonesia.

Hal ini akan menyulitkan pengguna Starlink jika muncul masalah pada kontennya. Lagi pula, alat SpaceX ini tidak menjamin ruang yang disediakan akan selalu berfungsi dengan baik.

3. Negara dapat kehilangan kendali atas peralatan komunikasi. Mengandalkan layanan Internet satelit seperti Starlink yang dioperasikan oleh perusahaan asing dapat menyebabkan negara kehilangan kendali atas komunikasi, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk mengambil tindakan darurat atau berkoordinasi jika terjadi konflik.

Segala alat penghapusan KPK, BIN, Polri, Kejaksaan akan sia-sia karena tidak ada akses ke Starlink. Ada pula kemungkinan adanya campur tangan asing dalam kegiatan komunikasi.

4. Penyalahgunaan informasi Tidak hanya itu, ancaman akses yang tidak diinginkan oleh negara atau organisasi asing yang merusak infrastruktur satelit dapat mengakibatkan serangan dunia maya seperti spionase atau penyalahgunaan informasi yang dapat membahayakan keamanan nasional.

Hal ini karena Starlink mengecualikan NOC (Network Operation Center) dan NAP (Network Access Provider), yang akan menghalangi pemerintah dalam memantau dan memprediksi ancaman keamanan siber.

5. Industri telekomunikasi dan Internet di Indonesia mungkin akan terganggu. Hal ini terkait dengan kontrol yang dapat dilakukan Starlink. Jika perusahaan internet ini mampu menguasai pasar di Indonesia, kecil kemungkinan semua orang akan menggunakan layanan Starlink.

Mengingat cakupan Starlink saat ini belum mencakup seluruh penyedia layanan telekomunikasi dan Internet di Indonesia. Hal inilah yang menjadi penilaian banyak pihak mengenai kelebihan dan kekurangan Starlink.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours