5 Fakta Fenomena Bediding Juli 2024 yang Bikin Udara di Wilayah Indonesia Jadi Lebih Dingin

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Peristiwa ranjang kembali terjadi pada Juli 2024. Anda yang tinggal di banyak wilayah Indonesia, terutama di selatan garis khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, mengalami suhu tinggi terutama pada malam hingga pagi hari.

Faktanya, Indonesia sedang memasuki musim kemarau pada bulan Juli. Namun, mengapa cuacanya hangat?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca dingin merupakan fenomena yang biasa terjadi pada puncak musim kemarau, yakni Juli dan September. Kondisi ini sering disebut dengan fenomena ranjang.

Situasi sebenarnya terbaring di tempat tidur Juli 20241. Kata dalam bahasa jawa bedaing adalah suatu keadaan dimana cuaca lebih dingin dari biasanya, terutama di wilayah selatan garis khatulistiwa. Kata tersebut berasal dari bahasa Jawa ‘bedhidhing’ yang berarti pergantian musim dari hujan ke kemarau.

2. Dampak monsun Australia Australia memasuki musim dingin pada bulan Juli. Kondisi cuaca di Australia pada musim ini dingin dan kering. Pola cuaca ekstrim di sana menyebabkan terjadinya pergerakan udara tropis dari benua menuju Indonesia, atau disebut monsun dingin Australia.

Angin muson Australia bertiup dari kepulauan Indonesia melintasi Samudera Indonesia yang permukaan lautnya relatif dingin sehingga menyebabkan suhu dingin di banyak wilayah Indonesia.

3. Siklus yang terjadi setiap tahunnya. Fenomena di tempat tidur terjadi pada musim kemarau ketika badai dari Australia membawa udara kering dan dingin. Fenomena ini terjadi pada periode antara bulan Juni hingga September setiap tahunnya. Aktivitas prakiraan cuaca akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus karena negara ini akan mengalami lebih banyak cuaca dingin pada bulan tersebut.

4. Mengurangi curah hujan. Curah hujan biasanya jarang terjadi pada musim kemarau. Hal ini terjadi karena atmosfer menyusut sehingga permukaan bumi menjadi lebih cepat panas akibat radiasi matahari dan lebih banyak lagi yang dikembalikan ke atmosfer seiring dengan radiasi jangka panjang yang dikembalikan.

Dengan berkurangnya curah hujan, kelembapan di udara juga berkurang, yang berarti berkurangnya uap air di dekat permukaan bumi. Karena atmosfer di langit cerah, panas radiasi balik gelombang panjang dilepaskan langsung ke atmosfer luar, menyebabkan udara di dekat permukaan menjadi lebih dingin, terutama pada malam hari hingga pagi hari.

5. Udara rendah: Uap air di udara umumnya berkurang pada cuaca kering dengan awan rendah dan hujan. Tubuh, uap air dan air merupakan bahan yang sangat berguna untuk menyimpan energi panas. Oleh karena itu, rendahnya kandungan uap di atmosfer berarti energi radiasi yang dilepaskan dari bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk menaikkan suhu atmosfer pada lapisan atmosfer dekat permukaan bumi menjadi tidak penting.

Inilah sebabnya mengapa suhu malam hari saat musim kemarau di Indonesia lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau pergantian musim. Selain itu, jumlah air di dalam tanah semakin berkurang dan jumlah uap air di udara juga sangat sedikit. Buktinya adalah rendahnya kelembapan udara.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours