5 Negara Arab Mengutuk Invasi Orang Yahudi ke Masjid Al Aqsa

Estimated read time 3 min read

GAZA. Banyak negara Arab yang mengecam serangan menteri Israel dan imigran gelap di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.

Massa Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa selama dua hari berturut-turut dan menggelar ritual Talmud di sana, lapor kantor berita Wafa, Rabu (14/8/2024).

Sebelumnya, ribuan warga Israel yang direkrut oleh pasukan keamanan berbaris di tempat suci tersebut dan melakukan ritual keagamaan Yahudi, yang dilarang di wilayah tersebut. Aktivis termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang mengatakan kepada massa bahwa Israel membuat kemajuan dalam membangun “kedaulatan” di sana.

Kunjungan menteri tersebut dikritik oleh banyak negara Arab dan Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa kunjungan tersebut “menunjukkan ketidakpedulian yang jelas terhadap situasi sejarah yang ada” di tempat-tempat suci Yerusalem.

Lebih dari 2.200 pemukim ilegal dipaksa masuk ke daerah yang diterangi banjir pada hari Selasa untuk memperingati Tisha B’Av, hari puasa tahunan Yahudi yang menandai beberapa tragedi dalam sejarah Yahudi.

5 negara Arab mengutuk serangan Yahudi di Masjid Al-Aqsa1. Yordania Dalam laporan Anadolu, Yordania mengutuk serangan terhadap warga tersebut sebagai “pelanggaran nyata terhadap hukum internasional serta status sejarah dan hukum Yerusalem.”

Kementerian Luar Negeri Yordania juga menyatakan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah “tempat ibadah Islam murni” dan menyerukan tindakan internasional yang kuat “untuk mengutuk pelanggaran dan pelanggaran hukum ini, dan untuk memberikan perlindungan yang diperlukan bagi rakyat Palestina karena hal ini.” terhadap kekerasan yang sedang berlangsung oleh pemerintah Israel terhadap Jalur Gaza dan Bank Dunia”. Barat”.

2. Mesir Kementerian Luar Negeri Mesir mengimbau masyarakat internasional turun tangan menghentikan pelanggaran Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

“Tindakan tidak sopan dan provokatif ini merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional serta situasi sejarah dan hukum di Yerusalem, yang menyerukan upaya untuk segera menghentikan tindakan tersebut dan berkomitmen untuk menjaga situasi hukum yang ada (di Al-Aqsa),” imbuhnya. penyataan.

3. Arab Saudi Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk serangan terhadap pemukim sebagai “pelanggaran mencolok” dan menekankan pentingnya menghormati kesucian agama.

Kementerian tersebut meminta dunia untuk berkomitmen mengakhiri “pelanggaran terus-menerus yang dilakukan Israel terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan,” dan menekankan bahwa tuduhan ini “mengancam akan meningkatkan ketegangan dan kemarahan jutaan Muslim di seluruh dunia.”

4. Qatar Demikian pula Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk keras serangan terhadap menteri Israel dan imigran gelap sebagai “tindakan provokatif dan jelas-jelas melanggar hukum internasional.”

“Upaya berulang kali untuk melemahkan status agama dan sejarah Masjid Al-Aqsa merupakan serangan tidak hanya terhadap rakyat Palestina, tetapi juga terhadap jutaan umat Islam di seluruh dunia,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.

5. Palestina Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut serangan terhadap pemukim merupakan contoh terbaru Israel yang menargetkan Yerusalem dan tempat suci umat Islam dan Kristen di sana.

Kelompok oposisi Palestina Hamas menyebut serangan terhadap penghuni Masjid Al-Aqsa sebagai “penghinaan terhadap perasaan umat Islam.”

“Pembantaian Israel di Gaza, pembunuhan warga di Tepi Barat, pelanggaran hukum di Yerusalem dan Al-Aqsa, serta upaya menjadikan mereka Yahudi telah menambah permasalahan di wilayah tersebut dan menimbulkan ancaman serius bagi Israel. perdamaian dan keamanan kawasan dan negara-negara lain,” tambahnya. dalam aplikasi.

Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai tempat tersuci ketiga dalam Islam. Orang-orang Yahudi menyebut tempat ini sebagai Temple Mount, yang diyakini merupakan tempat berdirinya dua kuil Yahudi kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967. Pada tahun 1980, Israel mencaplok seluruh kota, sebuah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi komunitas internasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours