8 Fakta Kepala BPIP Yudian Wahyudi, Pernah Larang Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Bercadar

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi Paskibraka 2024 larangan penggunaan hijab bagi pejabat menjadi perdebatan usai pengukuhan Paskibraka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (13/8/2024). .

Gara-gara pertanyaan tersebut, banyak orang yang tertarik dengan sosok Yudian Wahudi. Meski sempat terperosok dalam berbagai kontroversi yang memicu kemarahan publik, ada beberapa fakta menarik seputar Yudaisme.

Berikut 8 fakta menarik Yudian Wahyudi1. Jabatan Rektor UIN Sunan Kalijaga Sebelum menjabat sebagai Kepala BPIP, Yudian Wahyudi merupakan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2016-2020. Beliau merupakan Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalizaga.

2. Mantan Santri Pesantren Menurut berbagai sumber, Yudian Wahyudi disekolahkan di pesantren selama tiga bulan saat ia berusia 12 tahun. Pasalnya, ia belum bisa berbahasa Arab dengan baik meski belajar mengaji saat kecil di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Yudian Wahudi merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Trimas Pacitan pada tahun 1978. Beliau kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Al Munawi Krapiak Yogyakarta pada tahun 1979. Selain itu beliau juga memperoleh gelar Sarjana (BA) dan Doktor Fakultas Syariah. BA dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1982 dan 1987 dan Fakultas Filsafat pada tahun 1986.

3. Masuk Program Pembibitan Calon Dosen IAIN Indonesia Pada tahun 1988, Menteri Agama Munawir Sajjali mendirikan Program Pembibitan Calon Dosen IAIN Indonesia. Orang yang dipilih harus bisa berbahasa Arab dan Inggris. Yudian saat itu tidak bisa berbahasa Inggris. Namun, ia memiliki 10 terjemahan bahasa Arab ke Indonesia dan ijazah BA dari Fakultas Filsafat UGM. Dia berhasil menembus dan masuk 20 besar.

4. Dosen PTAIN pertama yang masuk Harvard Law School Menurut berbagai sumber, Yudian memecahkan rekor sebagai dosen pertama Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTAIN) yang masuk Harvard Law School di Amerika Serikat (AS). 2002-2004.

Rekor tersebut diraihnya setelah menyelesaikan studi doktoral (PhD) di McGill University, Kanada. Ia juga menjadi profesor dan menjadi anggota American Association of University Professors periode 2005-2006 dan dipercaya mengajar di departemen komparatif, Tufts University, AS.

5. Menulis berbagai artikel ilmiah dan menerjemahkan buku Yudian Wahudi nampaknya cukup sering menulis berbagai artikel ilmiah tentang isu-isu Islam kontemporer. Diantaranya adalah Mazhab dan Teori Filsafat Islam (1995), Salafisme dan Sekularisme Hassan Hanafion (2006), dan Filsafat Hukum Islam dari Harvard hingga Sunan Kalizaga (2014). Tak hanya menulis artikel ilmiah, Yudian juga kerap berprofesi sebagai penerjemah. Ia telah menerjemahkan 40 buku berbahasa Arab, 13 buku berbahasa Inggris, dan dua buku berbahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia.

6. Menguasai Empat Bahasa Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Yudian Wahudi memiliki kemampuan menguasai empat bahasa yaitu Indonesia, Inggris, Arab, dan Prancis.

7. Mendirikan sekolah Selain fasih berbahasa asing dan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, Yudian Wahyudi tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2016, ia juga mendirikan sekolah dari tingkat SD, SMP, dan SMA yang diberi nama Sekolah Perumahan Islam Sunan Averroes.

8. Kontroversi: Saat menjabat Rektor UIN Sunan Kalizaga, Yudian membuat kebijakan yang melarang penggunaan burqa bagi mahasiswi di kampusnya. Ia mengeluarkan surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 pada 20 Februari 2018 tentang pedoman bagi siswi yang mengenakan burkha.

Kebijakan Eudian menuai protes dari berbagai kalangan, meski ada juga yang mendukung. Ia berdalih pelarangan itu untuk menjaga cita-cita mahasiswa UIN Kalizaga dan memperlancar kegiatan belajar mengajar di kampus.

Youdian menjelaskan, saat ujian, jika ada mahasiswi yang bercadar, maka dosen jaga ruangan tidak bisa memastikan apakah mahasiswi tersebut yang mengikuti ujian atau ada orang lain. Jadi dia melarang mahasiswi memakai burkha di kampus. Namun, kurang dari sebulan setelah surat tersebut berlaku, pihak kampus mengakhiri kebijakan pelarangan cadar pada 10 Maret 2018.

Pernyataan kontroversial Yudian Wahudi lainnya adalah ‘Agama adalah musuh besar Pancasila’. Gara-gara pernyataannya itu, saat rapat kerja dengan Komisi II DPR pada Februari 2020, Yudian santer dikritik. Ia dikritik oleh sedikitnya 15 anggota dewan dari berbagai kelompok yang menyatakan kekecewaannya atas pernyataan ‘agama adalah musuh Pancasila’.

Saat itu, dia menjelaskan, Pancasila merupakan konsensus bangsa Indonesia yang patut disyukuri. Namun dalam pengamalan Islam, kenyataannya tidak semua orang bisa menerima Pancasila secara mufakat, sehingga Pancasila harus ditafsirkan dengan menggunakan falsafah hukum Islam atau Ushul Fiqh.

Selain itu, di saat yang sama, Rektor UIN Sunan Kalizaga juga mengklarifikasi pernyataan kontroversial lainnya yakni soal ‘UUD Atas Kitab Suci’. Ia berpendapat bahwa yang dimaksudnya adalah Konstitusi akan melindungi warga negara yang menaati perintah Kitab Suci.

8 Fakta Yudian Wahyudi.

MG/ PRISCILLA WAORUNTU

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours