8 Tradisi Unik Idul Adha di Indonesia, Pasuruan Gelar Acara Manten Sapi

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Tradisi Idul Adha di Indonesia sangat beragam dan unik. Sama halnya dengan Idul Adha, tradisi Idul Fitri berbeda-beda di setiap daerah.

Nah, bagi Anda yang berencana berwisata ke salah satu daerah di Indonesia dalam waktu dekat, jangan lupa untuk menyaksikan momen adat perayaan Idul Fitri di sana.

Penyembelihan hewan kurban menjadi kegiatan utama saat Idul Adha. Namun tradisi unik ini masih berlanjut di beberapa daerah di Indonesia.

Berikut daftar tradisi unik Idul Adha di berbagai daerah di Indonesia yang dilansir dari berbagai sumber, Jumat (6/7/2024).

Tradisi Idul Fitri di Indonesia1. Meugang, Aceh

Meugang merupakan tradisi penting sebagai wujud rasa syukur masyarakat Aceh kepada Tuhan. Masyarakat Aceh melakukan kegiatan ini dengan memasak daging dan makan bersama keluarga dan kerabat.

Prosesnya diawali dengan penyembelihan hewan kurban. Kemudian melanjutkan pembagian daging kepada masyarakat lokal dan masyarakat miskin.

2. Manten Sapi, Pasuruan

Bukan hanya pasangan saja yang menyandang status sebagai calon pengantin. Tradisi manten sapi juga bisa Anda temukan di Pasuruan, tepatnya di Desa Waterstani, Grati, Pasuruan.

Tradisi ini berlangsung pada malam Idul Adha. Masyarakat setempat menggelar acara ini untuk memberikan penghormatan kepada sapi dan hewan kurban yang akan disembelih keesokan harinya.

3. Tradisi Apitan, Semarang

Tradisi Idul Adha Apitan dirayakan di Semarang. Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur atas pangan berupa hasil pertanian yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

Di Semarang, tradisi ini biasanya diisi dengan pembacaan doa, dilanjutkan dengan prosesi hasil pertanian, peternakan, dan kemudian hasil pertanian yang dipamerkan tersebut dibawa pergi oleh masyarakat setempat.

4. Gunungan Yunani, Yogyakarta

Tradisi Yunani Gunungan bermula dari pelataran Keraton Jogya, mulai dari Alun-Alun Utara hingga Masjid Gede Kauman. Menurut tradisi ini, ada 7 gunung yang letaknya seperti ini.

Gunung Tujuh akan dibagi menjadi tiga lokasi berbeda: Pelataran Kagungan Masjid Gede, Pendopo Pengulon Kawedanan, serta Kepatihan dan Puro. Nantinya, warga sekitar yang menonton juga akan berebut hasil pertanian yang ditampilkan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika berhasil mengambil buah berupa gunung dari dalam tanah, maka akan membawa kebaikan.

5. Gamelan Tradisi Sekaten, Cirebon

Ada tradisi merayakan Idul Adha di Cirebon yang dianggap sebagai dakwah Sunan Gunung Jati sebagai penyebar agama Islam di tanah Cirebon.

Tradisi ini dinamakan tradisi Gamelan Sekaten yang selalu dimainkan pada setiap hari raya keagamaan Islam yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

Musik gamelan di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi tanda bahwa umat Islam di Cirebon sedang merayakan Hari Kemenangan.

6. Toron dan Nyalase, Madura

Masyarakat Madura mempunyai tradisi unik saat merayakan Idul Adha. Mereka yang bekerja atau tinggal di luar Madura akan berkumpul untuk “pulang” saat perayaan kurban. Namun dalam bahasa Madura, mudik disebut toron.

Saat Toron berangkat ke Madura, warga pun ikut menyalakan api. Dalam bahasa Madura, Nyaser berarti nyekar atau ziarah ke kuburan untuk mendoakan leluhur. Aksi berapi-api ini biasanya mereka lakukan setelah salat Idul Adha.

7. Pengeringan kasur, banyuwangi.

Banyuwangi terkenal dengan pemandangan alamnya yang eksotik. Namun masyarakat setempat juga memiliki tradisi unik saat Idul Fitri, yaitu Jemur Kasur atau Mepe Kasur.

Tradisi ini khusus dilakukan oleh suku Osing di Desa Kemiren, Glaga, Banyuwangi.

Prosesnya diawali dengan tarian Gandrung yang kemudian dilanjutkan dengan menjemur kasur. Seluruh warga akan menjemur kasur di depan rumahnya mulai pagi hingga sore hari.

Uniknya, kasur warga desa ini merupakan kasur empuk dengan motif berwarna hitam dan merah. Hitam berarti konstan dan merah berarti tebal.

8. Tradisi Ngejot, Bali

Bali terkenal tidak hanya karena pariwisatanya, tapi juga identik dengan toleransi beragama yang tinggi. Perbedaan agama dalam masyarakat Bali justru memunculkan tradisi yang penuh makna. Salah satunya adalah tradisi lari. Hal ini merupakan perintah umat beragama di Bali untuk merayakan hari-hari penting keagamaan, termasuk Idul Adha.

Masyarakat Muslim Bali akan menjaga tradisi ini dengan berbagi makanan, minuman, dan buah-buahan dengan tetangga non-Muslim. Kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur umat Islam kepada tetangganya yang toleran.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours