96% Peserta Pelatihan Menjahit Ruang Amal Indonesia Diterima Kerja di KITB

Estimated read time 2 min read

BATANG – Pelatihan menjahit untuk anak-anak kurang mampu di Batang, Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Ruang Amal Indonesia bekerja sama dengan PNM Persero membuahkan hasil positif.

Sebanyak 48 orang atau 96% peserta pelatihan diajak bekerja sebagai OT Yih Quan Footwear di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Saat ini, 4 sisanya telah menyelesaikan tahap pemeriksaan kesehatan dan menunggu panggilan untuk bertindak.

CEO Ruang Amal Indonesia, Slamet, mengatakan proyek amal tersebut merupakan salah satu proyek andalan Ruang Amal Indonesia dalam upayanya mengentaskan kemiskinan dengan mendidik dan melatih anak-anak kurang mampu dalam dunia usaha.

Pihaknya meyakini 95% peserta didik akan mampu memasuki dunia usaha, sehingga akan mempercepat kecepatan dari mustahiq ke muzaqi, atau dari mustahiq ke munfiq.

“Program amal usaha dirancang sejak awal untuk memberikan pendidikan, tetapi juga untuk membantu para mustahik dalam dunia usaha. 21/08/2024).

Ruang Amal Indonesia juga mendampingi penerima manfaat melalui program literasi keuangan syariah dan kualifikasi bisnis pasca kerja. Hal ini dilakukan agar pengguna yang memiliki pendapatan tetap dapat mengelola uangnya dengan lebih baik dan cerdas, serta mendorong jiwa wirausaha.

Selain menjahit, melalui program Vocational Charity, Ruang Amal Indonesia juga memberikan pelatihan bahasa Jepang kepada anak-anak kurang mampu untuk mempersiapkan mereka menjadi pekerja magang dan SSW (Scheduled Skilled Workers) kepada perusahaan mitra di Jepang.

Menurutnya, proyek ini akan sangat efektif dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia, mengingat lapangan kerja di Jepang sangat banyak dan tersebar di berbagai sektor, seperti pertanian, pekerjaan, dan lain sebagainya.

Program pelatihan ini dirancang dengan sistem onboarding sehingga pelatihan bahasa dapat lebih cepat dan efisien. Ruang Amal Indonesia telah bermitra dengan LPK Prodigi dalam pelatihan bahasa Jepang untuk program N5 dan N4.

“Untuk pelatihan bahasa Jepang, kami ingin level N4 agar peserta pelatihan mempunyai kesempatan masuk SSW atau program pekerja terampil,” kata Slamet.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours