Kisah Prabu Siliwangi Muda, Kalahkan Prabu Amuk Murugul demi Cinta Subang Larang

Estimated read time 2 min read

Sri Baduga Maharaja, yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi, adalah salah satu raja Sunda yang paling terkenal. Ia berhasil menyatukan dua kerajaan besar Sunda dan Galveh di bawah bendera Pajajaran.

Namun di balik kejayaannya sebagai raja, Prabhu Siliwangi menunjukkan kekuatan yang luar biasa sejak masa mudanya. Dikenal sebagai pengelana pemberani di masa mudanya, Prabu Siliwangi kerap menjelajah hutan dan berburu binatang.

Keterampilan berburunya sangat mengesankan dan jauh melampaui teman-temannya. Nama aslinya Prabu Jayadwata sering disebut-sebut mengacu pada kemampuannya mengalahkan raja Japura, Prabu Amuk Murugul, putra Prabu Sosuktanggal.

Menurut Pajajaran Hitam Putih: Dari Kemuliaan Hingga Kejatuhan Kerajaan Pajajaran, Prabhu Jayadwata dikenal tak kenal takut dalam menghadapi tantangan.

Setelah dewasa, ia menikah dengan Ni Ambetikasieh, putri sepupunya Ki Gedang Sindang Kasieh, dan menjadi pemimpin Kerajaan Surantaka yang berpusat di Desa Kedatun, Kecamatan Kaptakan, Sirbon, Jawa Barat.

Kerajaan Surantaka menguasai Pelabuhan Murajati Cirebon yang berbatasan langsung dengan Kerajaan Sing Apura.

Ketika Ki Gedang Sindangkasie wafat, Prabu Jayadwata diangkat sebagai penerusnya karena kehebatan mendiang kakeknya, Prabu Maharaja Lingga Bwana yang gugur dalam Perang Bobat dan bergelar Prabu Wangi.

Saat menyamar sebagai Keukeubingan Rajasunu, Prabu Jayadwata berhasil mengalahkan Prabu Amuk Morogol dari Kerajaan Japura. Kemenangan ini terjadi pada pertandingan memperebutkan Subang Larang, putri Ki Gedang Thapa, penguasa Kerajaan Singapura.

Prabhu Jayadwata menikah dengan Subang Larang dan dari pernikahan tersebut lahirlah Raden Vallalusang (Kakrabwana), Nimas Rara Santang dan Raden Kian Santang. Putrinya, Nimas Pakangwati, kemudian menikah dengan Sonan Gunong Jati, putra Nimas Rara Santang.

Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walalusang memerintah Kesultanan Cirebon sebagai Sultan Cirebon I dan II.

Setelah mengetahui bahwa Prabu Jayadwata masih saudara, Prabu Amuk Murugal bertemu dengan ayahnya, Prabu Sosuktanggal, yang merupakan saudara laki-laki lain dari ibunda Prabu Deva Niskala, ayah dari Prabu Jayadwata Kerajaan Sunda di wilayah Bogor.

Prabhu Jayadwata bertunangan dengan keponakan Kantring Manik Mayang Sunda, putri Prabhu Susuktunggal. Dari pernikahan tersebut lahirlah Sang Yang Suravisa yang kemudian menggantikan Sri Baduga Maharaja di Pakwan Pajajaran.

Sang Yang Suravisa menjadi Adipati Pantai Banten yang dikenal dengan nama Banteng Girang. Putranya Adipati Arya Surajaya dan putrinya Niai Kavong Anten meneruskan garis keturunan.

Nyai Kawung Anten menikah dengan Sunan Gunung Jati yang merupakan Pangeran Sabakingkin atau Maulana Hasanuddin pendiri Kesultanan Banten pada tahun 1552.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours