EV FireSafe Pastikan Suhu Panas Baterai Jadi Pemicu Mobil Listrik Terbakar

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Dalam insiden kebakaran kendaraan listrik global, EV FireSafe menemukan bahwa 0,0012% kendaraan listrik terbakar antara tahun 2013 dan 2023.

Baca juga – Kebakaran Kendaraan Listrik Meningkat, Para Ahli Ungkap Bahaya Baterai Lithium-ion

EV Firesafe juga melihat data kebakaran kendaraan dari otoritas di semua negara dan menemukan bahwa 0,1% kendaraan berbahan bakar bensin dan solar terbakar pada periode yang sama. .

Data menunjukkan bahwa mobil berbahan bakar bensin dan solar 80% lebih mungkin terbakar. Perusahaan EV FireSafe juga menemukan bahwa hanya 393 dari 30 juta kendaraan listrik yang terjual di seluruh dunia yang terbakar.

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Badan Keamanan Sipil Swedia pada Mei 2023 menemukan bahwa mobil dengan mesin pembakaran internal 20 kali lebih mungkin terbakar di Swedia. Pada tahun 2022, 106 dari 611.000 mobil listrik yang terdaftar di Swedia akan menjadi mobil listrik.

Saat ini tercatat total 4.400 kejadian kebakaran yang terjadi pada 4,4 juta kendaraan berbahan bakar bensin dan solar. Data EV FireSafe menunjukkan 18% insiden kebakaran terjadi saat pengisian daya dan 2% setelah satu jam pengisian daya.

25% insiden kebakaran terjadi di tempat parkir bawah tanah, 31% di area terbuka, 29% saat mengemudikan kendaraan listrik, dan 15% lainnya tidak dijelaskan secara spesifik.

Ada banyak penyebab baterai kendaraan listrik terbakar, seperti kerusakan yang tidak disengaja pada wadah baterai, cacat dalam proses pembuatan, kegagalan fungsi baterai, tindakan pengkhianatan, kebakaran eksternal, atau pengoperasian yang menyebabkan panas berlebihan. .

Namun, sebagian besar masalah baterai yang habis disebabkan oleh fenomena pelarian termal. Fenomena ini terjadi ketika sel baterai mengalami masalah arus pendek dan panas berlebih. Misalnya kita memukul sebatang besi hingga menembus baterai.

Sebuah baterai akan mengalami korsleting karena elektron mempunyai sifat alami dimana elektron akan berusaha mengambil jalur terpendek dengan hambatan paling kecil. Dalam kondisi normal, elektron akan melewati terminal positif dan negatif, namun jika batang besi melewati baterai maka akan terjadi jembatan.

Panas yang dihasilkan oleh korsleting akan dilepaskan dalam jumlah besar dan pendek dan tidak akan didinginkan oleh sistem pendingin baterai, sehingga melepaskan gas oksigen dan gas mudah terbakar lainnya.

Masalahnya, baterai dibuat dalam jumlah banyak, sehingga akibat pelepasan panas dari satu sel, sel lainnya akan terbakar (reaksi berantai). Masalahnya menjadi lebih buruk ketika semua sel dikemas dalam paket logam berat yang bertindak sebagai isolator termal.

Panas yang dihasilkan pada baterai akan menyebabkan kebakaran pada baterai dan kendaraan listrik. Kehadiran elemen pemanas, gas oksigen dan bahan bakar (lithium) cukup untuk menyulut api.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours