Ini Rahasia Kenapa Pesawat Mata-mata Blackbird SR-71 Dipensiunkan

Estimated read time 3 min read

MOSKOW – Pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua, blok kekuatan besar terpecah menjadi 2, komunis dan pro-Barat, yang meletakkan landasan pemerintahan atas dasar demokrasi.

BACA JUGA: Pesawat Rusia Hancurkan 5 Depot Amunisi Ukraina

Kedua blok ini kemudian berperang dalam fase yang disebut Perang Dingin, bukan melalui perang terbuka, melainkan melalui sekutu, diplomasi, propaganda, dan spionase.

Dalam kondisi geopolitik dan teknologi yang terbatas, cara paling mudah untuk memata-matai operasi militer, pasukan musuh, dan pangkalan militer yang jauh dari perbatasan adalah dengan menggunakan pesawat terbang di ketinggian.

Dikenal dengan nama Lockheed U-2, pesawat mata-mata ini diperkenalkan pada tahun 1956 dan masih banyak digunakan oleh Amerika Serikat hingga saat ini. Ditenagai oleh satu mesin General Electric J73, Lockheed U-2 mampu terbang di ketinggian 70.000 kaki atau 21.300 meter.

Fungsi pesawat ini adalah sebagai pusat intelijen dan pengumpulan informasi yang menggunakan kamera beresolusi tinggi yang dapat mengambil foto pada ketinggian 10.000 meter, sensor untuk mengumpulkan sinyal serta radar dan dapat terbang dalam kondisi meteorologi apapun.

Namun, Lockheed U-2 yang dikemudikan oleh Gary Powers ditembak jatuh setelah Uni Soviet mengembangkan rudal yang mampu mencapai sasaran pada jarak 25.000 meter.

Kejadian ini memaksa Amerika Serikat untuk mengembangkan pesawat mata-mata Lockheed SR-71 lainnya yang bisa terbang lebih cepat.

Berbeda dengan U-2, Blackbird SR-71 mampu terbang hingga 3,2 mph (3,2 kali kecepatan suara) atau 3.540 km/jam. Seperti U-2, pesawat ini membawa peralatan pengawasan, namun didukung oleh 2 mesin Pratt & Whitney J58 yang menghasilkan daya dorong hingga 145 kN.

Selain dilengkapi sistem antimisil, kendaraan ini mampu melindungi Blackbird SR-71 dari tembakan dan kejaran musuh.

Selama operasinya dari tahun 1964 hingga 1999, tidak ada pesawat yang ditembak jatuh oleh rudal. Namun pesawat ini sudah pensiun, sedangkan U-2 masih terbang hingga saat ini

Salah satu alasan penonaktifan SR-71 Blackbird adalah biaya operasional yang tinggi dan kompleks, termasuk biaya perbaikan, pemeliharaan, kebutuhan awak pendukung dalam jumlah besar untuk terbang, peralatan yang banyak, dan bahan bakar beracun.

SR-71 tidak dapat lepas landas dengan bahan bakar penuh, sehingga memerlukan pengisian bahan bakar di udara beberapa kali selama penerbangan dengan dukungan dari pesawat KC-135. Bahkan karena harus terbang sangat cepat di udara, pesawat ini dirancang untuk mengembang saat bergerak di udara.

Proses pemuaian ini menyebabkan seluruh segel, termasuk bahan bakar, menutup, namun tangki bahan bakar pesawat akan “bocor” saat mendarat setelah badan pesawat mendingin. Rusia juga telah mengembangkan rudal yang lebih tinggi dan lebih cepat dikombinasikan dengan radar yang lebih canggih untuk mendeteksi SR-71, sehingga penerbangannya lebih berisiko.

Sistem pengumpulan data dan informasi juga terbatas dan bergantung pada sinyal radio dan kamera analog, sehingga kurang efisien dibandingkan teknologi satelit tercanggih saat ini.

Berbeda dengan SR-71, pesawat Lockheed U-2 tetap digunakan karena lebih murah untuk dioperasikan, dirawat, membutuhkan lebih sedikit personel pendukung, dapat terbang dengan bahan bakar penuh di dalam tangki, dan membutuhkan lebih sedikit pengisian bahan bakar di udara.

Selain itu, bahan bakar yang digunakan sama dengan bahan bakar penerbangan pada umumnya, mudah disimpan dan dioperasikan. Pesawat U-2 juga menerima peningkatan kamera, sensor modern, radar, antena, dan bahkan sistem komputer.

Ia mampu mengumpulkan data, gambar digital, sinyal elektronik dan melakukan beberapa misi secara bersamaan, termasuk pengawasan, pengintaian, investigasi, pemrosesan dan komunikasi. Situasi ini membuat U-2 terus beroperasi hingga saat ini.

Bahkan dibandingkan satelit, pesawat U-2 dapat dioperasikan dalam waktu singkat, misi penerbangan dapat diubah dengan cepat, dan dapat diterbangkan berkali-kali dalam waktu singkat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours