Penelitian: 7,2 persen kematian di kota besar India akibat polusi

Estimated read time 2 min read

ISTANBUL (ANTARA) – Polusi udara menyumbang 7,2 persen kematian di 10 kota terbesar di India, menurut sebuah studi baru yang dirilis Kamis.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Lancet Global Health menemukan hubungan yang signifikan antara paparan jangka pendek terhadap partikel halus dan tingkat kematian harian di daerah perkotaan India, yang tahun lalu menjadi negara dengan populasi terpadat di dunia.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti internasional multidisiplin ini merupakan penelitian pertama yang menganalisis dampak akut polusi udara terhadap kematian.

Studi tersebut dilakukan dari tahun 2008 hingga 2019 dan mencakup 3,6 juta kematian.

Ibu kota India, Delhi, adalah wilayah yang terkena dampak paling parah, dengan 12.000 kematian akibat polusi udara setiap tahunnya, atau 11,5 persen dari seluruh kematian.

Rekomendasi negara saat ini sebesar 60 mikrogram per meter kubik PM2.5 adalah empat kali lebih tinggi dari pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bahkan kota-kota dengan tingkat polusi rendah seperti Mumbai, Kokola dan Chennai memiliki tingkat kematian yang tinggi.

Studi tersebut menemukan peningkatan risiko kematian yang signifikan, yang menunjukkan bahwa tidak ada ambang batas aman untuk paparan PM2.5. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa polusi udara di banyak kota di India seringkali melebihi pedoman India dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Sekitar 7,2 persen kematian harian di kota-kota yang diteliti disebabkan oleh konsentrasi PM2.5 yang melebihi pedoman 24 jam Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 15 mikrogram per meter kubik.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours