ANKARA (Antara) – Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal pada Minggu malam (7 Juli) mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Emmanuel Macron pada Senin. setelah koalisi partai Ensemble gagal memenangkan mayoritas dalam pemilihan parlemen putaran kedua yang berlangsung singkat.
“Malam ini, model politik yang saya wakili dalam kampanye ini tidak mendapat suara mayoritas. Besok pagi saya akan menyerahkan surat pengunduran diri saya ke presiden,” kata Attal.
Gabriel Attal memuji ‘tidak ada ekstremisme’, memenangkan mayoritas kursi dalam pemerintahan Perancis
Dia merujuk pada pernyataannya mengenai jumlah kursi yang dimenangkan oleh koalisi sayap kanan R Majelis Nasional (RN) dan sayap kiri Nouveau Front populaire (NFP), yang telah memenangkan mayoritas dalam pemerintahan negara tersebut.
Menurut perkiraan terbaru dari firma riset Ifop, NFP dapat memperoleh antara 180 dan 205 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. yaitu parlemen
Di tempat kedua adalah koalisi sentris yang didukung oleh Presiden Macron. Partai ini kemungkinan memiliki 164 hingga 174 kursi, sedangkan partai RN yang dipimpin oleh Marine Le Pen akan memenangkan 130 hingga 145 kursi.
Parlemen memiliki 577 kursi, dan tidak satu pun dari tiga blok utama yang memiliki mayoritas absolut dengan 289 kursi.
Pemilihan putaran pertama diadakan pada tanggal 30 Juni dan 76 kandidat dipilih tanpa putaran kedua.
RN sendiri memperoleh 29,26 persen suara (37 urutan), angka yang meningkat menjadi lebih dari 33 persen bila digabungkan dengan perolehan aliansi.
NFP meraih 28,06 persen (32 kursi), sedangkan Ensemble menempati posisi ketiga dengan hanya 20,04 persen (2 kursi).
Macron membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan umum dini. Setelah RN memenangkan lebih dari 31 persen suara dalam pemilihan Parlemen Eropa pada tanggal 9 Juni, mengalahkan kelompok sentris yang dipimpinnya,
Sumber: Anadolu
Paris bersiap menyambut Olimpiade Musim Panas 2024.
+ There are no comments
Add yours