Bapanas-AB2TI PSN dan Pemkab Indramayu bersinergi hilirisasi pertanian

Estimated read time 3 min read

Indramayu (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Petani Indonesia, AB2TI PSN Promosi Petani Indonesia dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu bersinergi menggalakkan pertanian hingga ke lapisan bawah untuk mendapatkan nilai tambah dan petani. . gaji.

“Jadi intinya begini, yang harus kita bangun hari ini adalah ekosistem pangan. Ekosistem pangan yang dimaksud adalah ekosistem pangan yang terintegrasi dari atas hingga bawah,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat peluncuran Penggilingan Padi. Tanaman. (RMP) atau pabrik penggilingan padi, di Indramayu, Jawa Barat, Selasa.

Menurut Arief, kehadiran RMP dapat mendukung hilirisasi pertanian, apalagi Indramayu dikenal sebagai negara eksportir beras.

Pabrik pengolahan beras di Kota Kalensari, Kecamatan Widasari, Indramayu ini diharapkan nantinya bisa menghasilkan 300 ton beras biasa per hari sehingga bisa menunjang kebutuhan pangan negara.

“Kapasitas inputnya hanya bisa 40 ton per hari. Tapi ini sudah dimulai, tentunya kita berharap setelah ini bisa 100 ton, bisa 200 ton, bisa 300 ton per hari,” kata Arief.

Arief juga meminta Perum Bulog menarik seluruh produksi beras yang dihasilkan penggilingan padi di Indramayu, sehingga bisa berkontribusi pada cadangan beras pemerintah (CBP) seperti yang diperintahkan Presiden Joko Widodo mencapai 3 juta ton. Saat ini stok beras pemerintah mencapai 1,67 juta ton.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki yang turut meluncurkan RMP mengatakan RMP merupakan upaya menciptakan ekosistem pangan di Indonesia.

Ia pun mengaku siap mendukung RMP dengan rencana kerja sama. Meski demikian, ia mengimbau para petani untuk konsisten dalam memproduksi padi.

“RMP merupakan ekosistem penting dalam sistem produksi pangan kita, khususnya beras,” kata Teten.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi (tengah), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki (ketiga kiri), Bupati Indramayu Nina Agustina (kedua kiri), Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa (ketiga kanan) ,

Pada peresmian Rice Mill Plant (RMP) di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024). ANTARA / Bupati Indramayu Harianto Nina Agustina berharap RMP di tengah persawahan dapat mempertahankan Indramayu sebagai negara eksportir beras.

Ia mengatakan Kabupaten Indramayu memiliki lahan sawah hingga 125.442 hektare, dengan rata-rata produksi padi tahunan sebesar 7,14 ton per hektar gabah kering.

Nina juga menyampaikan, produksi beras Kabupaten Indramayu tahun 2021 dan 2022 menduduki peringkat pertama produksi beras tertinggi Tanah Air yakni 1,8 juta ton.

Apalagi pada tahun 2023, produksi beras Indramayu menjadi yang tertinggi di tingkat nasional, 1,67 juta ton gabah kering panen (GKP) atau 1,37 juta ton gabah kering giling (GKG).

Mudah-mudahan dengan RMP ini beras bisa terdistribusi di Indramayu sehingga produksi bisa terus berjalan. Kami menyambut baik RMP dan berharap dapat membawa banyak manfaat bagi masyarakat, kata Nina.

Ketua Umum AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan kelompoknya juga membangun pabrik penyimpanan beras di banyak daerah lain selain Indramayu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil.

Andreas menceritakan, industri penyimpanan beras 100 persen dimiliki oleh para petani kecil di bawah naungan koperasi AB2TI.

“Petani harus kuat, petani kecil harus kuat. Untuk itu kita bentuk RMP, artinya petani punya pabrik padi dengan mesin terbaik yang ada di Indonesia. Tahun depan atau lebih, kita akan lakukan lagi di daerah lain, kata Andreas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours