MRT Jakarta jadikan halte Dukuh Atas sebagai hub 6 moda transportasi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – PT MRT Jakarta (Perseroda) mengubah halte Dukuh Atas menjadi hub transportasi yang menghubungkan enam moda transportasi untuk menciptakan kawasan transit centric development (TOD) bagi pengguna transportasi umum. Halte Dukuh Atas ini merupakan pilot project karena mendukung berbagai moda transportasi, kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat saat meresmikan pusat transportasi Dukuh Atas Jakarta, Selasa.

Tuhiyat mengatakan, pemberhentian ini merupakan TOD enam moda transportasi yakni Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, Kereta Listrik (KRL) Jabodebek, MRT Jakarta, Bus TransJakarta Jalur 1B (Palmera-Dukuh Atas) dan Jalur 2P (Pasar Senen- )Dukuh Atas), Perusahaan Bus Primajasa, serta Kereta Bandara di Kota BNI.

Ia berharap, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ke depan bisa menghubungkan jalur Manggarai hingga Dukuh Atas.

Kemudian dibangun ruangan yang berada di lahan Pasar Jaya dengan ketinggian 12 lantai, yaitu lantai 1-3 untuk retail dan dining, 4 untuk gym, 5-7 untuk perkantoran, 8 lantai untuk retail dan perkantoran, dan 9-12 untuk hotel grup Artotel.

“Jadi, ini gedung berkonsep mixed-use untuk retail, hotel, makanan, UMKM, dan lain-lain,” ujarnya.

Terkait penambahan rute di halte Tansport Hub Dukuh Atas, manajemen PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengaku sedang mengkaji berbagai kemungkinan untuk menambah jumlah pelanggan.

“Kita tinggal evaluasi hub transportasi ini seperti apa. Artinya rutenya juga dinamis, makanya kita akan analisa evaluasinya,” kata Direktur Bisnis dan Pelayanan TransJakarta, Fadli Hasan.

Faidli mengatakan, kedua rute tersebut rata-rata mengangkut 3.500 penumpang per hari.

MRT Jakarta, selaku pelaksana pembangunan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat, mengatakan dana kegiatan tersebut dialokasikan secara konsorsium yang dikaitkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Daerah DKI Jakarta Pendapatan dan Beban. Anggaran. Itu sudah selesai. APBD), serta pengembang di daerah, total nilainya lebih dari Rp 20 triliun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours