China minta perjanjian militer Filipina-Jepang tak rugikan pihak lain

Estimated read time 3 min read

BEIJING (ANTARA) – Pemerintah China meminta agar Perjanjian Akses Timbal Balik (RAA) antara Filipina dan Jepang tidak merugikan pihak lain di kawasan.

“Perjanjian kerja sama antar negara tidak boleh merusak saling pengertian dan kepercayaan negara-negara lain di kawasan. Perjanjian tersebut tidak boleh mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan, menargetkan pihak ketiga, atau merugikan kepentingan pihak ketiga,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian dikatakan. Saat konferensi pers di Beijing, China pada Senin (8/7).

Pada tanggal 8 Juli 2024, Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa dan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro menandatangani Perjanjian RAA yang mengizinkan pelatihan militer bersama untuk meningkatkan kerja sama militer kedua negara, disaksikan oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara.

Perjanjian tersebut, yang mulai dinegosiasikan oleh Tokyo dan Manila pada bulan November, menciptakan kerangka hukum bagi Jepang dan Filipina untuk mengirim personel militer ke wilayah masing-masing untuk kegiatan pelatihan.

“Kawasan Asia-Pasifik tidak membutuhkan blok militer, apalagi yang memicu konflik antar faksi atau Perang Dingin baru,” tegas Lin Jian.

Lin Jian mengatakan bahwa tindakan apa pun yang merusak perdamaian dan stabilitas regional serta merusak persatuan dan kerja sama regional akan ditanggapi dengan kewaspadaan dan tentangan dari masyarakat negara-negara kawasan.

“Jepang memikul tanggung jawab sejarah yang serius atas invasi dan pemerintahan kolonialnya di Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya selama Perang Dunia II. Jepang harus mempertimbangkan kembali bagian dari sejarah tersebut dan bertindak hati-hati di bidang yang berkaitan dengan militer dan keamanan,” katanya.

RAA Jepang-Filipina merupakan perjanjian yang mengatur tata cara kerja sama antara pasukan Jepang dan Filipina ketika pasukan dari satu negara mengunjungi negara lain dan menentukan status hukum pasukan selama kunjungan tersebut.

Setelah Australia dan Inggris, Filipina menjadi negara ketiga yang menandatangani RAA dengan Jepang.

RAA Jepang-Filipina diharapkan dapat memfasilitasi berbagai kegiatan antara Jepang dan Filipina, seperti latihan bersama dan bantuan bencana, serta memperkuat operasi gabungan angkatan bersenjata kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa ketika situasi keamanan di kawasan semakin meningkat, mereka telah menandatangani perjanjian penting terkait keamanan dengan Filipina sebagai mitra strategis, yang terletak di persimpangan jalur maritim dan berbagi nilai-nilai dan prinsip-prinsip mendasar. Jepang akan meningkatkan keamanan kedua negara dan sangat mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Ketegangan meningkat di Laut Cina Selatan akibat sengketa wilayah antara Filipina dan Tiongkok.

Mei lalu, Filipina juga berjanji memperdalam kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Australia.

Keempat sekutu tersebut juga mengadakan latihan angkatan laut gabungan pertama mereka di Laut Cina Selatan yang disengketakan pada bulan April lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas regional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours