Psikolog: Tetap berikan anak ASI meski ibu alami baby blues

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Psikolog klinis anak dan remaja dari Institut Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi M.Psi mengatakan, para ibu sebaiknya tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya meski menderita baby blues syndrome. .

“Seorang ibu bisa mengalami baby blues selama beberapa hari hingga dua minggu. Jadi ibu tidak perlu menjauhi bayinya di luar waktu menyusui, kata Vera saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Minggu.

Vera mengatakan baby blues merupakan kondisi mental yang biasanya terjadi pada hampir 80 persen wanita yang baru melahirkan.

Gejala mungkin muncul satu hingga lima hari setelah melahirkan dan mungkin hilang dalam 10 hari. Pada masa ini, ibu akan merasa sedih, marah, kesal dan lelah.

Meski banyak yang merasa lelah dan mudah marah, Vera mengatakan para ibu tidak perlu merasa belum siap menjadi ibu atau berkeluarga.

Pasalnya, penderita baby blues biasanya bisa beraktivitas sehari-hari, seperti memberikan ASI eksklusif dan merawat bayinya dengan baik.

Selain itu, untuk mencegah baby blues semakin parah dan mengganggu proses menyusui, Vera menyarankan para ibu untuk tetap mengonsumsi makanan bergizi dan teratur untuk menjaga energi dan kesejahteraan. Misalnya saja banyak minum air putih atau susu yang mengandung kalsium tinggi.

Bagi para ibu yang merasa stres akibat baby blues, Anda bisa berjalan-jalan di luar rumah agar suasana hati Anda jauh lebih baik. Ia mengatakan, para ibu bisa mencari bantuan dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan dukungan sosial agar tetap tenang.

Menurutnya, perempuan yang baru menjadi ibu membutuhkan banyak waktu istirahat siang malam dan melakukan aktivitas menarik agar terbiasa dengan peran barunya.

Namun tetap saja, jika gejalanya berlangsung lebih dari dua minggu, dan mungkin mengindikasikan kondisi yang lebih serius seperti depresi perinatal, segera konsultasikan ke dokter spesialis, kata Vera.

Vera melanjutkan, keluarga juga mempunyai peran dalam merawat ibu ketika ia menderita baby blues. Khusus bagi para suami, mereka dapat memberikan bantuan dalam berbagi peran mengasuh anak sebagai bentuk dukungan emosional yang kuat kepada ibu.

Kemudian, ketika ibu merasa lelah, suami bisa mendengarkan ceritanya dan memberikan semangat tanpa menghakimi atau menghakimi kondisinya.

“Mitra juga bisa mengajak ibu jalan-jalan setiap hari, tujuannya agar ibu merasa lebih baik,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours