Kisah Penyamaran Kopassus, Jadi Penjual Durian untuk Masuk Markas GAM

Estimated read time 3 min read

Di balik serangan kekerasan dan taktik perang, seringkali tersembunyi kisah prajurit Kopassus yang menjalankan misi intelijen. Salah satunya adalah kisah menakjubkan Sersan Badri (nama samaran), anggota Sandi Yudha Kopassus yang menyamar sebagai penjual durian untuk memasuki markas Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

“Saya dulu menyamar sebagai pedagang durian untuk mengangkut barang dari Medan ke Lhokseumawe,” kata Sersan Badri di Kopassus Indonesia Jilid II, dilansir Minggu (16/6/2024).

Dalam perjalanannya, Badri kerap melewati pos jaga oleh petugas yang memintanya makan durian.

“Pernah saya kasih 2 unit, tapi saya diserang dan dipukul dengan tongkat. Katanya, kalau dari GAM, saya kasih lagi. Ada perintah di sini, kalau dua bagian itu cukup berapa?” dia ingat.

Selama setahun penuh, Badri memetakan situasi di Aceh, khususnya di Lhokseumawe yang merupakan pusat kekuatan GAM. Dengan tekad dan kecerdasannya, Badri akhirnya berhasil mendekati panglima GAM dan menyamar sebagai perwira TNI melawan GAM.

Rahasia Badri sangat terorganisir sehingga prajurit TNI yang ada di toko pun tidak mengetahui keberadaannya. Hanya sedikit pimpinan Kopassus yang mengetahui identitas aslinya.

Untuk melengkapi penyamarannya, Badri dan GAM seringkali harus menghindari pasukan TNI dengan memberikan informasi palsu tentang operasi TNI.

Setelah penerapan darurat militer pada tahun 2003, saluran layanan GAM menjadi sempit. Para pemimpin GAM mulai mendesak dilakukannya perundingan damai.

Tim Kopassus yang masuk ke wilayah GAM melaporkan senjata dan perbekalan GAM semakin menipis. Setelah Idul Fitri 2004, ada perintah untuk menangkap tokoh-tokoh penting GAM, baik hidup maupun mati.

“Semua orang-orang penting yang menjadi sasaran kita di Cot Girek. Sampai saya pamit jam 15.00 mereka sudah ada. Saya masih punya waktu untuk memberikan informasi baru kepada pasukan utama. Hari D dan jam J penyerangan sudah diputuskan,” kata Badri. .

Kemudian markas GAM di rawa Cot Girek diserang dari segala arah oleh Kopassus. Dalam penyerangan tersebut, Gubernur GAM Said Adnan dan asistennya yang merupakan pengungsi TNI tewas terkena senjata.

Dalam perjalanan rahasianya, kesetiaan Badri diuji oleh para pemimpin GAM dengan berbagai cara, termasuk menyembunyikan anggota keluarganya. Kepercayaan yang Anda dapatkan tidak hilang.

Badri berhasil menemukan 125 pucuk senjata GAM yang diimpor dari Thailand dan Malaysia, dan mengungkap sumber keuangan GAM, termasuk perdagangan ganja kering dari Aceh Timur dan Aceh Utara ke Malaysia, serta perusahaan besar dan pajak daerah. Perang.

Pada akhir tahun 2004, tsunami besar melanda Aceh, menyebabkan intensitasnya berangsur-angsur berkurang. Akhirnya, Perjanjian Damai Helsinki ditandatangani, mengakhiri konflik panjang di Aceh.

Kisah Sersan Badri menunjukkan bahwa prajurit Kopassus sangat tangguh dalam pekerjaannya, meski harus menyamar sebagai pedagang durian untuk menghancurkan tentara musuh dan membawa perdamaian di Aceh.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours