Marak Serangan Siber, Jabar Ambil Langkah Besar Antisipasi Kebocoran Data

Estimated read time 2 min read

BANDUNG – Pemerintah Daerah Jawa Barat melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabarintens memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur untuk mencegah serangan siber.

Ketua Asosiasi Diskominfo Jabar Ika Mardiah mengatakan pihaknya melakukan langkah besar dengan terus melakukan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan potensi sumber daya manusia.

Selain itu, Diskominfo Jabar juga melakukan komunikasi dan koordinasi yang kuat dengan perangkat daerah di lingkungan Pemda Jabar serta Diskominfo Kabupaten dan Kota di Jawa Barat untuk menghindari kemungkinan kebocoran data.

“Pelatihan tidak hanya berakhir pada Dinas Komunikasi dan Informatika saja, namun seluruh entitas daerah, termasuk kabupaten dan kota. Pelatihan yang dilakukan bisa berupa tes pengeboran, namun bisa juga menjadi hacker. “Jadi ini kita praktikkan,” kata Ika, Rabu (3/1/2024).

Ika juga mengatakan, pihaknya secara berkala melakukan backup data sesuai waktu yang telah ditentukan, sehingga ketersediaan data selalu terjaga. Cadangan data ditempatkan di pusat data lain sebagai pusat pemulihan bencana (DRC).

“Kebijakan kami adalah tidak melakukan peretasan meskipun ada cadangannya. Karena cadangan tidak hanya untuk melindungi dari serangan, tapi juga dari bencana seperti gempa bumi, banjir, atau pemadaman jaringan,” ujarnya.

Selain itu, kata Ika, Diskominfo Jabar selalu memperbarui infrastruktur teknologi. Hal ini dilakukan untuk mengikuti perkembangan teknologi terkini terkait peningkatan perlindungan data yang ada.

Penguatan dari sisi teknologi adalah Web Application Firewall (WAF), ada Endpoint Protection, ada Email Gateway, Security Information and Event Management (SIEM) yang juga didukung oleh BSSN, serta Performance Monitoring Internet dan Kognisi,” kata Ika.

Diakui Ika, upaya peretasan sistem proprietary sudah sering terjadi, khususnya pada data center Jabar, namun hal tersebut memang wajar terjadi. Ancaman selalu ada, datang dari berbagai negara dan dalam negeri.

“Ada dari Eropa, Rusia, Jepang, Amerika, China, Vietnam, Kamboja, Singapura, Australia, selalu dikenali negara mana, IP mana, terus menerus. Tim juga memberikan analisa dan laporan setiap minggunya, “ucap Ika.

Hingga tahun 2015, Pemprov Jabar juga telah memiliki JabarProv-CSIRT (Computer Security Incident Response Team). Tim ini diperbarui organisasinya pada tahun 2020 dengan bimbingan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

JabarProv-CSIRT adalah organisasi atau tim penegakan keamanan siber yang bertanggung jawab menerima, meninjau, dan merespons laporan dan aktivitas keamanan siber.

JabarProv-CSIRT dapat mengoordinasikan, berkolaborasi, dan mengoperasikan sistem untuk memitigasi, mengelola krisis, merespons, dan memulihkan insiden keamanan siber di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours