Kualitas udara Jakarta pagi ini baik usai diguyur hujan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kualitas udara di Jakarta berada pada kisaran baik pada Minggu pagi ini berdasarkan data IQAir pasca hujan lebat pada Sabtu (6/7) dan menduduki peringkat ke-47 dalam peringkat kota dengan kualitas udara dan polusi perkotaan terburuk. Di dalam dunia. Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 06.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta menempati peringkat ke-47 dengan peringkat ke-43 atau berada pada kisaran baik dengan pencemaran udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 7,8 mikrogram per detik. meter kubik Angka tersebut menjelaskan bahwa tingkat kualitas udara baik, yaitu tingkat kualitas udara yang tidak berdampak terhadap kesehatan manusia atau hewan serta tidak berdampak terhadap vegetasi, bangunan, atau nilai estetika dengan kisaran PM2,5 sebesar 0 -50. .

Sedangkan kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif adalah yang dapat merugikan manusia atau kelompok hewan sensitif, atau merugikan tumbuhan atau nilai estetika.

Kemudian, kisaran menengah adalah kualitas udara yang tidak berdampak pada kesehatan manusia atau hewan, namun berdampak pada vegetasi sensitif dan nilai estetika dengan kisaran PM2,5 51-100. Baca juga: Kualitas udara Jakarta pada Sabtu pagi berada pada kisaran sangat tidak sehat dengan kisaran PM2.5 200-299, atau kualitas udara yang dapat membahayakan kesehatan di banyak wilayah yang terpapar. dari populasi. Terakhir, kualitas udara yang berbahaya (300-500) atau normal dapat menyebabkan kerusakan kesehatan yang serius pada penduduk. Kota dengan kualitas udara terburuk adalah Kinshasa, Kongo-Kinshasa di 175, Lahore, Pakistan di 163, Kuwait City, Kuwait di 158, Manama, Bahrain di 156, Kampala, Uganda di 5. Nomor 141.

Diikuti oleh Dubai di nomor enam, Uni Emirat Arab di nomor 139, Santiago di nomor tujuh, Chile di nomor 109, Karachi di nomor delapan, Pakistan di nomor 93, Kota Kairo di nomor 9, Mesir di nomor 84 dan Roma di nomor 84. . 10, Italia di nomor 84.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta meluncurkan platform pemantauan kualitas udara terpadu berdasarkan hasil pemantauan di 31 Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di wilayah metropolitan. Dari SPKU, data yang diperoleh kemudian ditampilkan oleh platform pemantauan kualitas udara sebagai modifikasi dari data yang sudah ada dan sesuai standar yang berlaku secara nasional. Baca juga: DKI kini memiliki 31 titik stasiun pemantauan kualitas udara yang juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Meteorologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI). Indonesia dan penting strategis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours