Konser Slendhang Biru Tak Pernah Usai di Museum SBY-Ani Lestarikan Gending Karawitan Jawa

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Direktur Film, Musik dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Gondrong Gunarto menggelar konser Slendhang Biru yang belum rampung di Museum dan Galeri SBY-Ani, Pacitan, Jawa Timur pada Kamis (20 Juni 2024). Salah satu tujuan konser ini adalah untuk menghormati dan merestorasi karya-karya Ki Nartosabdo.

Tujuan dari konser ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan karya seni musik Jawa kepada masyarakat luas dan lintas generasi. Dalam dunia komposisi musik, Ki Nartosabdo adalah seorang komponis sukses yang tidak hanya mampu menciptakan karya-karya baru, namun juga menemukan dan menguasai jalur, gaya, pendekatan, dan cara pandang baru dalam menciptakan karya-karya orisinal

Mempertahankan dan mengembangkan kegiatan menenun Ki Nartosabdo untuk generasi sekarang memerlukan pendekatan yang kompleks dan kekinian. Untuk itu pembacaan ulang karya Ki Nartosabdo harus mampu mencapai “bahasa musik baru” agar dapat dinikmati oleh generasi modern.

Bahasa musik baru ini adalah tentang pengerjaan ulang lagu-lagu Ki Nartosabdo dengan cara, gaya dan gaya yang lebih kekinian dan manajemen masa depan. Direktur Film, Musik, dan Media Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ahmad Mahendra mengatakan, konser ini merupakan wadah terbaik untuk mengulang karya-karya seniman masa lalu, termasuk karya Ki Nartosabdo.

“Karya Ki Nartosabdo yang diaransemen Gondrong Gunarto dalam Konser Slendhang Biru Ma Ipari menjadi bukti bahwa generasi sekarang sedang mengembangkan karya-karya seniman terdahulu. Ekosistem yang sudah berjalan dengan baik harus terus didukung oleh semua pihak baik pemerintah (Kemendikbudristek), pekerja jalan dan kebudayaan serta masyarakat luas,” kata Mahendra dalam keterangannya, Jumat (21/6/2024).

Mahendra menambahkan, konser ini juga sangat spesial karena berlangsung di Pacitan, Jawa Timur. Menurutnya, Pacitan memiliki kekayaan budaya yang unik dibandingkan daerah lain di Indonesia.

“Sungguh perasaan yang sangat istimewa bahwa konser ini diadakan di Pacitan, tempat dimana budaya dan seni masyarakat tumbuh dan berkembang. Pacitan merupakan daerah budaya yang unik. Ekspresi seni yang ada di Pacitan sejalan dengan komposisi musik yang diciptakan oleh Ki Nartosabdo,” kata Mahendra.

Gondrong Gunarto selaku produser mengatakan, karya ini diadakan sebagai penghormatan kepada Ki Nartosabdo dan untuk membawakan lagu-lagu Karawitan kepada generasi muda pendengarnya. Ia menambahkan, budaya rakyat lagu-lagu Ki Nartosabdo yang menyentuh inti memudahkan masyarakat Pacitan dan sekitarnya untuk menikmati konser ini.

“Patung ini merupakan penghormatan atas komitmen dan prestasi besar Ki Nartosabdo dalam memasyarakatkan seni tradisional Karawitan Jawa. “Selain itu juga sebagai salah satu cara menjaga citra dan budaya serta mendekatkan diri kepada generasi muda,” kata Gunarto.

FYI: Konser gratis ini diselenggarakan atas kerja sama sejumlah musisi Tanah Air untuk memberikan penghormatan kepada Ki Nartosabdo, antara lain Dimas Arie Perdana alias Selagood dan Fanny Soegiharto. Konser ini merupakan acara yang kedua. Sebelumnya, pada tahun 2023, Gondrong Gunaro juga sukses menjadi tuan rumah Slendhang Biru Never End di Benteng Pendhem Van Den Bosch, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours