Misteri Harga Mobil di Indonesia: Mengapa Lebih Mahal dari Thailand?

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Indonesia dan Thailand, dua negara yang industri mobilnya berkembang pesat, ternyata punya perbedaan mencolok dalam hal harga mobil.

Mobil yang sama, bahkan yang dirakit secara lokal di Indonesia, seringkali dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan di Thailand. Apa yang menyebabkan perbedaan ini?

Pajak yang lebih kompetitif di Thailand Salah satu faktor utama yang mendorong rendahnya harga mobil di Thailand adalah instrumen pajak yang lebih kompetitif, khususnya untuk mobil ramah lingkungan. Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Angkut dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menjelaskan pajak mobil di Thailand lebih rendah dibandingkan di Indonesia.

“Insentif diperluas ke kendaraan rendah emisi karena kita punya BEV (Battery Electric Vehicle) yang hampir sama dengan negara lain. Namun bagi sebagian lainnya, kendaraan rendah emisi masih jauh dibandingkan negara lain, kata Putu Juli Ardika baru-baru ini di Jakarta.

Wuling Air EV: Contoh nyata perbedaan harga Contoh nyata adalah Wuling Air EV. Mobil listrik ini dijual Rp 180 juta di Thailand, sedangkan di Indonesia dibanderol Rp 300 juta, meski dirakit secara lokal di Cikarang, Jawa Barat. Perbedaan harga yang signifikan ini menunjukkan betapa besarnya dampak pajak terhadap harga jual mobil di Indonesia.

Tingginya beban pajak di IndonesiaSekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengungkapkan, tingginya harga mobil di Indonesia disebabkan oleh banyaknya instrumen pajak yang dikenakan. Pajak tersebut, termasuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), bisa mencapai lebih dari 30-40 persen harga jual mobil.

Kukuh Kumara, Sekjen Gaikindo mengatakan, “Harga mobil ini juga sedang dibicarakan dengan pemerintah daerah (pemerintah daerah) karena BBNKB bermasalah. Itu (pajak) membuat harga mobil ini sangat mahal karena jika ditotal, jumlah ini bisa mencapai lebih dari 30-40 persen dalam bentuk pajak.”

Dampak terhadap daya beli masyarakat Mahalnya harga mobil di Indonesia jelas berdampak pada daya beli masyarakat. Hal ini tercermin dari data penjualan mobil bekas yang lebih tinggi dibandingkan mobil baru. Banyak konsumen yang memilih mobil bekas karena harganya lebih terjangkau, meski harus mengorbankan fitur dan teknologi terkini.

Faktanya, mobil bekas meningkat tiga kali lipat antara tahun 2013 dan 2023, dari hanya 500.000 unit menjadi sekarang 1,4 juta unit. Ini adalah perubahan mobil bekas, ini akibat dari tidak terjangkaunya harga mobil dan pendapatan per kapita yang terus meningkat. Riyanto, peneliti senior LPEM FEB UI.

Riyanto mengatakan pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan untuk merevisi kebijakan pajak mobil agar lebih kompetitif, terutama untuk kendaraan ramah lingkungan. Hal ini dapat membantu mendongkrak pertumbuhan industri mobil, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mengurangi emisi CO2.

Selain itu, produsen mobil juga harus terus berinovasi untuk menghasilkan mobil yang lebih efisien dan terjangkau. Dengan begitu, masyarakat Indonesia bisa lebih mudah mengakses kendaraan pribadi yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours