Waspadai penyebab diabetes pada anak

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Diabetes melitus yang kadar gula atau glukosa darahnya selalu tinggi. Hal ini dapat terjadi pada anak-anak dan remaja juga.

Dua jenis diabetes yang paling umum adalah: Diabetes tipe 1, yang melibatkan sistem kekebalan tubuh. dan diabetes tipe 2, yang lebih berhubungan dengan gaya hidup.

“Pada anak-anak penderita diabetes tipe 1, meskipun mereka tidak banyak minum pemanis buatan atau mengonsumsi karbohidrat sederhana, Tapi itu tidak bisa membakar karbohidrat. Jadi mereka perlu suntikan insulin,” dr Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K) di Jakarta, Kamis, saat ditemui ANTARA.

Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas. Hal ini mengakibatkan produksi insulin berkurang atau tidak ada sama sekali. Jika tidak ada insulin Glukosa terakumulasi dalam darah. Akibatnya, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi.

Diabetes tipe 2 juga terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk mendorong glukosa ke dalam sel. Ini adalah suatu kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.

Pada orang dengan resistensi insulin Pankreas merespons peningkatan kadar gula darah dengan memproduksi insulin tambahan. Akibatnya, ketika resistensi insulin memburuk, pankreas menjadi terkuras.

“Salah satu penyumbang utama diabetes tipe 2 adalah pemanis buatan. terutama sirup fruktosa tinggi Sirupnya sering digunakan pada minuman ringan,” kata dr Piprim yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Nasional – Cipto Mangkungsumo, Jakarta.

Ia menambahkan, kebiasaan makan dengan indeks glikemik tinggi, seperti makanan olahan, juga dapat menyebabkan hiperglikemia. (gula darah tinggi)

Dr Piprim mengatakan, diabetes tipe 2 seringkali disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini juga dapat dimodifikasi tergantung pada tingkat keparahan diabetes.

Ia mengatakan, diabetes tipe 2 stadium awal dapat dikendalikan dengan melakukan perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kesehatannya.

“Olahraga, puasa, puasa intermiten. Kalau remaja…intinya pola hidup sehat membantu meringankan gejala diabetes pada tahap awal,” ujarnya.

Ia mengatakan, anak penderita diabetes tipe 1 cenderung kurus. Di sisi lain, anak-anak dengan diabetes tipe 2 lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

“Sekitar 80 persen anak penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas,” ujarnya.

Dr Piprim menjelaskan, ada pengukuran tingkat produksi insulin yang dapat digunakan untuk mendeteksi diabetes pada anak.

“Ada tes C-peptida untuk memeriksa apakah insulin masih diproduksi. Oleh karena itu, jika anak penderita diabetes negatif terhadap C-peptida, maka perlu dilakukan tes C-peptida. Jika insulin negatif Artinya tipe 1. Namun jika C-peptidanya tetap positif. Insulin masih tersedia. Itu tipe 2,” jelasnya.

Dr Piprim mengatakan, anak-anak yang terdiagnosis diabetes harus segera mendapat pengobatan yang tepat.

Ia menjelaskan, anak penderita diabetes tipe 1 sebaiknya mendapat terapi insulin. Dokter Anda akan mengajari Anda cara memberikan suntikan dan dosisnya.

Anak penderita diabetes tipe 2 tidak memerlukan suntikan insulin. Namun perlu dilakukan perubahan pola hidup agar gejalanya tidak menjadi kronis dan menimbulkan berbagai komplikasi.

Dokter menyarankan perubahan pola makan dan olahraga untuk mengendalikan diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours