Ratusan terluka di Bangladesh dalam protes kuota pekerjaan pemerintah

Estimated read time 2 min read

Dhaka, Bangladesh (ANTARA) – Ratusan orang terluka di kampus-kampus di seluruh Bangladesh, Senin (15/7), ketika mahasiswa yang memprotes PHK oleh pemerintah bentrok dengan demonstran loyalis.

Bentrokan itu terjadi setelah ribuan mahasiswa berkumpul di Universitas Dhaka menentang komentar Perdana Menteri Sheikh Hasina yang menentang mereka.

Hasina pada Minggu (14/7) menyebut para mahasiswa yang melakukan aksi tersebut adalah keluarga Razakar, tentara sukarelawan yang bergabung dengan tentara Pakistan saat Perang Kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971.

Para mahasiswa melakukan protes setelah Mahkamah Agung memutuskan program pamong praja dihapuskan pada tahun 2018.

Program ini mencadangkan 56 persen pekerjaan pemerintah tingkat pemula untuk gelar dan kelas lain.

Dari 56 persen tersebut, 30 persen dari seluruh pekerjaan di sektor publik diperuntukkan bagi keluarga mereka yang berpartisipasi dalam perang pembebasan Bangladesh pada tahun 1971.

Polisi juga mengambil posisi dan memasang penghalang untuk mencegah protes.

Kepala unit gawat darurat di Rumah Sakit Dhaka Medical College (DMCH), Dr. Mizanur Rahman membenarkan, 250 siswa dirawat dan 11 di antaranya dirawat di rumah sakit, demikian laporan saluran berita Channel 24.

Seorang petugas polisi yang meminta untuk tidak disebutkan namanya juga membenarkan jumlah korban, tambahnya.

Serangan juga dilaporkan terjadi di kampus universitas lain termasuk di Jahangirnagar, Chattogram, Rajshahi dan Sylhet.

Mahasiswa dari sebuah universitas swasta di Dhaka juga ikut serta dalam protes yang menyebabkan kekacauan di ibu kota.

Asir Mahmud, salah satu pemimpin kelompok tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa lebih dari 200 mahasiswa terluka dalam serangan terhadap badan mahasiswa yang dikelola pemerintah, Persatuan Mahasiswa Bangladesh (BSL).

Namun pemimpin BSL, Mr. Saddam Hossain, mengatakan bahwa lebih dari 100 pemimpin dan demonstrannya terluka dalam serangan yang dilancarkan oleh para mahasiswa tersebut.

Nahid Islam, pemimpin komite lain, yang disebut Asosiasi Anti-Segregasi Mahasiswa, mengumumkan demonstrasi baru pada hari Selasa menentang serangan terhadap mereka di Universitas Dhaka oleh badan mahasiswa pemerintah.

“Kami mengecam keras apa yang disampaikan Perdana Menteri soal perpecahan. Kami ingin dia segera menarik kembali ucapannya. Kami akan kembali (ke sekolah) hanya jika persyaratan untuk menyelesaikan perpecahan sudah terpenuhi,” ujarnya dalam konferensi pers. . pada Senin malam (15/). 7).

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours