Peneliti gandeng Meta untuk analisis dampak media sosial bagi remaja

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Meta membagikan akses data Instagram kepada sekelompok peneliti yang berbasis di Amerika Serikat untuk menganalisis dampak media sosial terhadap kesehatan mental pengguna muda.

Seperti diberitakan Engadget pada hari Kamis, sekelompok peneliti yang tergabung dalam Center for Open Science (COS) meluncurkan proyek percontohan dengan Meta untuk menghasilkan studi independen tentang dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja.

Program yang disebut Percontohan Akses Data Instagram untuk Penelitian Kesejahteraan ini akan melakukan penelitian independen menggunakan data Instagram yang dikumpulkan selama periode enam bulan.

Selain mengkaji dampak media sosial terhadap kaum muda, penelitian ini juga mengkaji perbedaan positif dan negatif antara populasi global dan alasan hubungan Instagram dengan kesehatan emosional dan sosial.

Data akses yang diperoleh peneliti meliputi pengikut akun pengguna Instagram, serta daftar akun yang mereka ikuti dan jumlah waktu yang mereka habiskan untuk bermain aplikasi media sosial.

Para peneliti tidak memiliki akses terhadap informasi demografi pengguna dan konten unggahan atau komentar pengguna. Data penelitian diperoleh dari akun pengguna di 24 negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat.

Diketahui, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), New York University, dan Stanford juga melakukan penelitian serupa yang menemukan adanya hubungan paralel antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental seseorang.

Pertanyaan tentang dampak media sosial terhadap kesehatan mental mengemuka ketika mantan CTO Facebook Protect and Care, Arturo Bezar, memperingatkan Meta dan CEO-nya Mark Zuckerberg melalui email di hadapan Komite Kehakiman Senat AS. risiko. Dapat diekspos ke generasi berikutnya.

“Menurut pengalaman saya, setelah mengirim email itu dan melihat apa yang terjadi setelahnya, mereka tahu mereka bisa melakukan sesuatu tapi mereka memilih untuk tidak melakukannya sehingga kami tidak bisa mempercayai anak-anak kami,” kata Arturo.

Tujuh hari sebelum persidangan, Bezar mengatakan 13 persen pengguna Instagram berusia 13 hingga 15 tahun pernah mengalami perilaku seksual yang tidak pantas.

Dia bersaksi bahwa putrinya yang berusia 16 tahun menunjukkan tanda-tanda penurunan kesehatan mental tak lama setelah pengguna mengomentari postingannya untuk “kembali ke dapur.”

Sebulan sebelum persidangan, 41 negara bagian menggugat Meta karena diduga menyesatkan masyarakat tentang potensi dampak kecanduan Facebook dan Instagram pada remaja.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours