Bedak tabur berpotensi sebabkan bayi baru lahir sulit bernapas

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA). Dokter spesialis anak konsultan jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengatakan bedak tabur yang sering diberikan kepada orang tua usai memandikan anaknya bisa menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi baru lahir.

“Tidak bisa, tidak bisa lagi (dengan bedak bebas bahan tambahan). Ada penelitian yang menunjukkan bahwa jika bedak tabur disemprotkan pada bayi baru lahir, maka dapat terhirup dan masuk ke paru-paru. “Dulu tidak ada penelitian, tapi sekarang tidak mungkin dilakukan,” kata dokter. Attila Dewanti Poerboyo Sp.A (K) pada jumpa pers di Jakarta, Jum.

Menanggapi masih banyaknya orang tua yang memberikan bedak tabur pada bayi baru lahir, Attila menegaskan, bedak tabur berbentuk bedak halus yang mudah terbang di udara.

Bentuknya yang kecil dan sulit dilihat membuat bedak tersebut mudah menyebar dan masuk ke saluran pernapasan, bahkan saat bayi menangis atau membuka mulut.

Makanya kita tidak boleh menggunakan bedak hanya di wajah, atau di bagian tubuh mana pun tidak boleh, ujarnya.

Menurutnya, kondisi anak bisa memburuk jika kedua orang tuanya memiliki alergi.

“Kalau ada alergi, misalnya bapak asma dan ibu alergi debu, maka anak kecil alerginya 70-80 persen. Kalau hanya satu, maka bayi yang lahir 50 persen, dan kalau ayah dan ibunya tidak alergi, kalau kakek dan neneknya alergi, berbahaya. “Paru-paru bisa menjadi sensitif dan nyeri.

Attila kemudian mengingatkan, kulit bayi masih lima kali lebih tipis dibandingkan kulit orang dewasa.

Selain itu, bayi masih berusaha beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga orang tua atau anggota keluarga seperti kakek dan nenek sebaiknya tidak sembarangan mengoleskan sesuatu yang “asing” pada kulit bayi baru lahir.

“Nanti kalau kulit bayi sensitif, bisa jadi merah. Oleh karena itu, pilihlah produk bayi yang teruji secara dermatologis dan sesuai dengan kondisi anak Anda. “Khusus bayi baru lahir, (produk) ini harusnya untuk bayi baru lahir,” kata perempuan yang bekerja di RS Brawijaya Antasari Jakarta ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours