PBSI layangkan protes resmi kepada BWF terkait Jonatan di Olimpiade

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Ketua Hubungan Luar Negeri Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Bambang Roedyanto mengatakan pihaknya telah melayangkan protes resmi kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) terkait “ketidakadilan” yang diterima tunggal putra Jonathan Christie pada pembagian grup Olimpiade Paris 2024.

Dikutip dalam keterangan singkat PP PBSI, Rabu, yang dimaksud dengan “ketidakadilan” adalah Jonatan menerima tunjangan apa pun meski berstatus anak ketiga.

“Sebagai pemain ketiga, Jojo, sapaan akrab Jonatan, tak berpeluang mengungguli pemain Denmark Anders Antonsen yang menempati peringkat keempat,” demikian keterangan resmi PP PBSI.

Selain itu, PP PBSI menyebutkan Jonatan yang akan berlaga di Grup L harus bermain tiga kali di babak penyisihan grup dan tidak mendapat bye di babak 16 besar.

Sedangkan Antonsen yang akan berlaga di Grup E hanya bermain dua kali di babak penyisihan grup dan dikalahkan hingga bermain awal di perempat final, kata PP PBSI.

Artinya, Jojo harus bertanding tujuh kali untuk mencapai final, sedangkan Antonsen hanya lima kali bertanding,” imbuhnya.

Namun karena program tersebut sudah ada, PBSI meminta BWF mengatur jadwal pertandingan yang sesuai agar waktu antar pertandingan yang harus dilalui Jonatan tidak terlalu padat.

“PBSI juga menyarankan agar program olahraga yang tidak adil seperti ini tidak boleh digunakan lagi pada kompetisi mendatang,” ujarnya.

Dalam surat elektronik yang diterima PP PBSI, BWF menjawab buruknya kondisi Jonatan akibat undian.

Namun mereka berjanji akan memeriksa lukisan tersebut. BWF juga berjanji akan menyelenggarakan acara yang baik di sela-sela pertandingan. Hal ini agar para pemain Grup L mendapat istirahat yang cukup, jelas PP PBSI.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours