CrowdStrike Ungkap Biang Kerok Penyebab Sistem Microsoft Down

Estimated read time 2 min read

LONDON – Kekacauan yang terjadi di seluruh dunia pada Jumat lalu setelah penutupan sistem komputer Mifrosoft karena pembaruan perangkat lunak antivirus akhirnya berakhir.

Perusahaan keamanan siber Amerika Serikat (AS) CrowdStrike menjelaskan, hal ini disebabkan oleh bug pada perangkat lunak pengujian.

Pembaruan menyebabkan kesalahan yang dikenal sebagai Blue Screen of Death (BSOD) yang mencegah komputer melakukan booting dengan benar dan menyebabkan siklus pemulihan berlanjut.

Seperti dilansir Mirror, Sabtu (27/7/2024), gangguan ini berdampak pada berbagai sektor seperti penerbangan, perkeretaapian, ritel, dan perbankan.

Sebelumnya, rumor meresahkan tersebut juga mengaitkan konspirasi elite global dengan serangan siber, selain mengklaim bahwa dunia sedang berada di ambang Perang Dunia III yang berujung pada berbagai konspirasi yang dilakukan para pelaku teknologi informasi (TI).

Namun, perusahaan yang bertanggung jawab telah menyatakan dalam laporannya bahwa bug pada perangkat lunak antivirus yang disebut Falcon Sensor telah memengaruhi jutaan komputer yang menggunakan perangkat lunak Windows dan mereka telah mengubah cara mereka menangani pembaruan di masa mendatang.

“Karena kesalahan pada validator konten, salah satu dari dua pembaruan lolos verifikasi meskipun berisi konten data yang bermasalah,” kata CrowdStrike.

Masyarakat yang tidak memperbarui PADU masih bisa mendapatkan hibah dan subsidi

Di masa lalu, perangkat lunak Falcon Sensor telah digunakan oleh perusahaan di seluruh dunia untuk mengidentifikasi dan mengatasi malware dan pelanggaran keamanan dengan lebih baik.

Namun jenis pembaruan yang menyebabkan gangguan TI akan digulirkan secara massal agar masalah yang sama tidak terulang kembali.

Pada hari Senin, CrowdStrike mengatakan sekitar 8,5 juta perangkat terkena dampak pemadaman listrik dan memperingatkan pelanggan bahwa beberapa “orang jahat” mencoba mengambil keuntungan dari masalah ini.

Perusahaan mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka memperkirakan kondisi akan kembali normal pada hari Kamis.

Sementara itu, CEO CrowdStrike George Kurtz dipanggil Kongres AS untuk menjelaskan kejadian tersebut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours