Menko Airlangga minta industri tekstil tak khawatir tergusur

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengimbau pemangku kepentingan tekstil, termasuk pekerja tekstil, tidak perlu khawatir dengan rencana pemerintah mengembangkan industri microchip yang menurutnya dapat menekan industri tekstil.

“Jangan khawatir karena pengembangan industri chip membutuhkan waktu,” kata Airlangga Hartarto kepada wartawan usai konferensi pers mengenai angka perekonomian terkini dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Jakarta, Senin.

Bahkan, dia meminta pelaku tekstil, terutama yang menggunakan bahan baku dalam negeri, optimistis memanfaatkan peluang ekspor di tengah penguatan indeks dolar saat ini.

Salah satu produk tekstil asal Indonesia yang diekspor ke luar negeri, lanjutnya, adalah sutra tiruan. Selain bahan tersebut, kata dia, Indonesia juga memiliki polyester sebagai produk tekstil berkualitas tinggi.

“Sekarang rayon juga diekspor ke China, rupanya karena sebagian produksinya tidak terserap di dalam negeri. “Sehingga penggunaan rayon pada industri tekstil (dalam negeri) perlu ditingkatkan,” kata Airlangga.

Melihat peluang pertumbuhan industri TPT, ia juga mengatakan pelaku TPT tidak perlu khawatir akan tersingkir oleh industri lain seperti microchip.

Ia mengatakan, pengembangan industri microchip memerlukan keterampilan yang berbeda dengan industri tekstil sehingga diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang harus dipersiapkan terlebih dahulu.

Airlangga mengatakan, kualifikasi setara sarjana diperlukan bagi tenaga kerja di industri microchip karena diperlukannya keterampilan desain chip.

“Pertama harus mengamankan tenaga kerja, sekitar dua sampai tiga tahun untuk SDM (persiapannya),” imbuhnya.

Kementerian Perindustrian sebelumnya menyatakan tidak ingin pengembangan beberapa industri seperti elektronik dan microchip mengorbankan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) sehingga akan mengurangi kontribusinya terhadap devisa negara.

“Jangan sampai industri tekstil tergantikan oleh industri elektronik dan industri microchip, karena industri ini sama pentingnya. Oleh karena itu, tidak boleh ada yang dikorbankan,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Femri Hendri Antoni, Jumat (21 Juni). .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours