Parpol di Myanmar sambut pemilu tahun depan yang dijanjikan junta

Estimated read time 2 min read

Ankara (ANTARA) – Partai politik Myanmar menyambut baik pemilihan umum tahun depan yang digelar junta militer.

Dalam pernyataan bersama Kementerian Penerangan Myanmar, partai politik menyatakan bahwa pernyataan tersebut merupakan keputusan akhir Dewan Negara Junta untuk melaksanakan rencana 5 poin tersebut.

“Pengumuman bahwa pemerintah bersiap menyelenggarakan pemilu pada tahun 2025, tujuannya adalah untuk menciptakan pemerintahan demokratis yang dipilih oleh rakyat. Ini bukan solusi bagi organisasi pertahanan dan keamanan dan kami menganggap ini sebagai solusi terbaik. Mereka menerima semua orang, termasuk partai politik.” “Itu dinyatakan dalam pernyataan kementerian.

Bulan lalu, pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing mengumumkan bahwa pemilu yang akan diadakan tahun depan telah lama tertunda.

Pada Februari 2021, militer Myanmar mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer setelah pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis digulingkan.

Negara ini terjerumus ke dalam kekacauan sosial, politik dan ekonomi yang parah ketika tentara melakukan kekerasan terhadap orang-orang yang menentang junta.

Sejak Oktober tahun lalu, pertempuran antara tentara dan kelompok oposisi bersenjata meningkat dan menyebar ke sebagian besar wilayah Myanmar.

Sejak kudeta pada Februari 2021, lebih dari 2.470 serangan udara telah dilakukan dan lebih dari 1.300 orang tewas.

Menurut badan-badan PBB, lebih dari 2,8 juta orang kehilangan tempat tinggal di negara yang dilanda perang tersebut, dan setidaknya 18 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Sementara itu, pasukan antijunta mengaku telah merebut kota pertambangan penting batu rubi Mogok di Lashio, Negara Bagian Shan di utara Wilayah Mandalay pada Kamis (25/7).

Situs web Myanmar Now News melaporkan bahwa Tentara Pembebasan Nasional Taang (TNLA) dan pasukan sekutu juga menangkap 19 tentara junta dan membunuh sedikitnya 10 orang, sementara beberapa lainnya tewas akibat penembakan rezim di daerah pemukiman.

Namun tuntutan tersebut ditolak tentara junta.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours