Menkeu: Thomas jadi Wamenkeu II permudah koordinasi RAPBN 2025

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Keuangan (MNC) Sri Molyani Indrawati mengumumkan penunjukan Thomas Giwandono sebagai Wakil II Menteri Keuangan akan dilakukan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) TA 2025. Tujuannya adalah untuk meningkatkan koordinasi, katanya. .

“Sebenarnya fokus Tommy adalah ikut serta dalam persiapan RAPBN 2025 yang masih dalam tahap awal berdasarkan apa yang kita diskusikan dengan DPR kemarin.” Dengan adanya Tommy di kabinet, kata Sri Molyani dalam jumpa pers, katanya : Pada hari Kamis, semua komunikasi akan lebih mudah.

Menkeu menjelaskan, selama tiga bulan terakhir, Kementerian Keuangan telah berkoordinasi dengan tim Satgas Koordinasi Prabowo Gibran terhadap penyusunan RAPBN 2025, termasuk Pak Tomy yang merupakan salah satu staf di bidang ekonomi dan keuangan milik Prabowo . Kelompok Kerja Penyesuaian Remunerasi.

Namun pengaturan sebelumnya selalu dilakukan dengan mengadakan pertemuan khusus antar para pihak. Dengan bergabungnya Tommy di Kementerian Keuangan, diharapkan proses koordinasi penyusunan RAPBN 2025 bisa lebih terjalin.

Apakah Tommy masuk karena hubungannya buruk dengan tim transfer? Tidak, sejauh ini baik-baik saja, namun Tommy kini berada di Kabinet sehingga tidak perlu ada rapat khusus. Oleh karena itu, APBN perlu disusun dalam laporan keuangan dan rancangan undang-undang (RUU) yang akan disampaikan Presiden Joko Widodo. (Jokowi) Saat itu tanggal 16 Agustus. Menteri Keuangan mengatakan hal itu akan lebih mudah.

Menkeu memastikan seluruh hasil pembahasan bersama Komite XI dan Badan Anggaran DPR (Bangal) mengenai RAPBN 2025 telah disampaikan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Dalam proses politik, saya lapor ke Presiden Jokowi dan presiden berikutnya. “Pak Prabowo sangat memahami proses penganggaran dan mendukungnya dengan sepenuh hati,” kata Sri Mulyani.

Dalam Kerangka Kebijakan Makroekonomi dan Fiskal (KEM-PPKF), Kementerian Keuangan dan DPR menyepakati asumsi makro dengan rincian sebagai berikut:

Sasarannya adalah Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,1-5,5%, tingkat inflasi 1,5-3,5%, nilai tukar rupiah 15.300-15.900 rupiah per dolar, dan tingkat bunga obligasi pemerintah (SBN) 10 tahun sebesar 6,9-7,2%. Harga minyak mentah (ICP) meningkat sebesar $75 menjadi $85 per barel, minyak mentah meningkat sebesar 580.000 menjadi 605.000 barel per hari, dan gas alam meningkat sebesar 1,03 miliar menjadi 1,047 miliar barel setara minyak per hari.

Di sisi lain, target penerimaan negara sebesar 12,30-12,36% terhadap produk domestik bruto (PDB), belanja negara sebesar 14,59-15,18%, dan defisit fiskal sebesar 2,29-2,82%.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours