Jika Turki Invasi Israel, Siapa yang Dibela NATO?

Estimated read time 3 min read

ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan menyerang Israel untuk melindungi Palestina. Zionis ingin menyampaikan keluhan kepada NATO tentang ancaman ini dan menyerukan kepada tentara untuk mengusir Ankara dan sekutunya.

Dalam situasi konflik yang kompleks ini, siapa yang akan dibela NATO?

Ancaman Erdogan disampaikan pada rapat umum besar Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Turki pada hari Minggu.

Ia mengatakan, tentara Turki bisa masuk ke Israel karena konflik yang tak berkesudahan di Jalur Gaza antara Zionis dan Hamas.

“Kami akan sangat kuat agar Israel tidak melakukan hal-hal konyol ini terhadap Palestina. Saat kami memasuki Karabakh, saat kami memasuki Libya, kami dapat melakukan hal serupa terhadap mereka,” kata Erdogan.

“Tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa melakukannya… Kita harus cukup kuat untuk bisa mengambil tindakan ini,” tambah Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.

Apakah NATO membela Turki atau Israel?

1. Peran NATO

NATO (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara) adalah aliansi keamanan kolektif yang didirikan untuk melindungi negara-negara anggotanya dari agresi.

Pasal 5 Perjanjian NATO menyatakan bahwa serangan yang dilakukan oleh satu anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota.

Turki adalah anggota NATO, sedangkan Israel bukan.

Jika Turki berperang, NATO akan menghadapi masalah serius dalam mengoordinasikan kepentingan kolektif dan hubungan dalam aliansi tersebut.

2. Pasal 5 NATO dan isu agresi

Pasal 5 NATO hanya berlaku untuk serangan kekuatan eksternal terhadap negara-negara anggota aliansi, dan tidak berlaku untuk kasus agresi anggota NATO terhadap negara-negara non-anggota.

Oleh karena itu, jika Turki menyerang Israel maka Pasal 5 NATO tidak berlaku bagi Ankara. Topik ini berlaku jika situasi orang lain sedang buruk, yakni Israel menyerang Turki.

3. Kemungkinan tanggapan NATO

Jika konflik antara Turki dan Israel terjadi, komunitas internasional, termasuk negara-negara anggota NATO, akan berupaya mencegah kemajuan lebih lanjut melalui diplomasi dan mediasi.

Intervensi militer melalui aliansi hampir tidak mungkin dilakukan, dan upaya untuk menemukan solusi damai akan menjadi hal yang terpenting.

Sementara itu, otoritas Zionis telah meminta NATO untuk mengeluarkan Turki dari aliansi tersebut karena ancaman Erdogan untuk menyerang Israel.

Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel Katz memerintahkan delegasi untuk segera menghubungi anggota NATO, menyerukan penilaian Turki dan ingin mengeluarkannya dari hubungan regional, katanya tentang Luar Negeri. , melansir Reuters, Selasa (30/7/2024).

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz meremehkan ancaman serangan Erdogan. Dia membandingkan pemimpin Turki itu dengan presiden Irak yang dieksekusi Saddam Hussein.

“Erdogan mengikuti jejak Saddam Hussein dan mengancam akan menyerang Israel. Sekadar mengingat apa yang terjadi di sana dan bagaimana akhirnya,” kata Katz di X sambil mengirimkan foto Erdogan dan Hussein.

“Turki, yang mendukung markas besar Hamas yang bertanggung jawab atas serangan teroris di Israel, telah menjadi anggota poros kejahatan Iran, bersama dengan Hamas, Hizbullah, dan Houthi di Yaman,” tambah Katz.

Hubungan antara Israel dan Turki, yang pernah menjadi mitra regional, telah tegang selama lebih dari satu dekade.

Perdagangan kedua menghadapi keuntungan besar, mencapai miliaran dolar per tahun, namun Turki mengatakan pada bulan ini bahwa mereka akan menghentikan semua perdagangan dengan Israel sampai perang berakhir dan bantuan dapat mengalir dengan aman ke Gaza.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours