Skandal Bapanas-Bulog Gate 2024 Coreng Prestasi Presiden Jokowi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Skandal impor beras Badan Pangan Nasional (Bapanas) – Perum Bulog dinilai merusak prestasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, perkiraan kerugian akibat impor beras Gerbang Bapanas-Bulog tahun 2024 mencapai lebih dari Rp 2,7 triliun.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Kajian Rakyat Demokratik (SDR), Hari Purwanto mengungkap fakta baru dari skandal kenaikan impor beras. SDR melaporkan skandal kenaikan kuota impor beras Gerbang Bapanas-Bulog 2024 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Berdasarkan data yang kami lihat, kami diberitahu harga rata-rata (Bulog) untuk beras sebesar $660/ton, harga asuransi dan pengangkutan (CIF),” kata Hari Purwanto, Minggu (14/07/2024).

Hari Purwanto melanjutkan, Bulog juga mengimpor beras dengan harga rata-rata $655/MT CIF Indonesia. Hal itu, kata Hari Purwanto, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Maret 2024.

Jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pada Maret 2024, Indonesia mengimpor beras sebanyak 567,22 ribu ton atau senilai 371,60 juta dolar. Artinya Bulog mengimpor beras dengan harga rata-rata US$655/MT CIF Indonesia, jelas Hari Purwanto.

Hari Purwanto menambahkan, kebohongan Bulog semakin terlihat karena sebenarnya harga pemenang lainnya jauh lebih tinggi dibandingkan tawaran perusahaan Vietnam Tan Long Group yang hanya 538 dolar per ton.

Kelompok Tan Long mengatakan salah satu anggotanya, yakni LOC TROI, mampu memenangkan tender Bulog untuk 100.000 ton beras karena memasang harga US$ 15 per ton lebih rendah dari yang mereka tawarkan. Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan yang ditawarkan Tan Long Group sebesar USD 538/ton.

Namun menurut data yang dimiliki Bulog atau bursa, sebenarnya harga pemenang tender adalah LOC TROI sebesar USD 604/ton. Faktanya, melihat klaim dari grup Tan Long, LOC Troi seharusnya menghemat harga pasokan hanya $523/ton FOB.

Jadi kalau dihitung dari price, Insurance and Freight (CIF) LOC Troi di data Bulog tepatnya $604/ton, ada selisih harga $46/ton. Selain itu, harga CIF Loc Troi telah diturunkan sebesar USD 15/ton dari harga pasokan Tan Long masing-masing sebesar USD 573/ton dan USD 558/ton.

“Beda dengan Loc Troi yang mendapat pesanan 100 ribu per ton x $46 per ton = $4,6 juta. Ini kenaikan harga Bulog dari perusahaan 1, Loc Troi. Tidak ada margin dari perusahaan lain yakni sekitar 2,2 juta ton. Preminya lebih dari Rp 2,7 triliun. Ini yang diejek Gerbang Bapanas-Bulog 2024, jelas Hari Purwanto.

Karena itu, Hari Purwanto meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengusut Presiden Perum Bulog Bayu Krisnamurthi terkait dugaan pencurian beras impor. Hari Purwanto meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut ulang Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam skandal konsumsi beras impor ini.

“Kami meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengusut Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi terkait dugaan penipuan impor beras,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Kajian Ekonomi Politik dan Kebijakan (PEPS), Anthony Budiawan juga membeberkan dugaan kenaikan harga beras impor atau kenaikan yang dilakukan Perum Bulog.

Menurut Anthony, jika melihat laporan Badan Pusat Statistik (BPS), aktivitas impor beras pada Maret 2024 mencapai 567,22 ribu ton senilai 371,6 juta dolar Amerika Serikat (AS). Artinya, realisasi harga beras impor pada Maret 2024 mencapai USD 655 per ton.

“Harga beras impor yang ditemukan jauh lebih tinggi dibandingkan harga beras yang ditawarkan perusahaan Vietnam Tan Long Group yang menawarkan $538 per ton, atau lebih murah $117 per ton dari harga beli Bulog,” ujarnya, Rabu, 10 Juli 2024. .

Menurut perhitungannya, perkiraan total kerugian pemerintah akibat praktik kotor tersebut mencapai Rp 8,5 triliun. Angka tersebut melampaui total kerugian dugaan margin sebesar Rp 2,7 triliun, termasuk Rp 294,5 miliar akibat ketidakaktifan yang dilaporkan KPK baru-baru ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours