Ketua MPR resmikan pabrik amunisi swasta pertama di Indonesia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meresmikan PT Sapta Inti Perkasa sebagai pabrik amunisi milik swasta pertama di Indonesia di Karang Ploso, Malang, Jawa Timur.

Kehadiran perusahaan ini berkontribusi dalam membangun kemandirian dan kekuatan pertahanan Indonesia melalui industri pertahanan swasta yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing tinggi, ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Pabrik tersebut berada di bawah pengelolaan Kementerian Pertahanan RI dengan penunjukan sebagai industri pertahanan swasta berdasarkan surat SP/14/IV/2020/DJPOT. Serta menerbitkan izin produksi melalui surat nomor: SIPROD/11/V/2020/DJPOT.

PT Sapta Inti Perkasa berkomitmen menjadi lini produksi amunisi terintegrasi. Dari awal proses penyediaan bahan baku (CoilStrip) CuZn28 dan CuZn10, BrassCup, Pembuatan Sheller, Proses Perakitan Amunisi, Proses Quality Control Pengemasan.

Saat ini telah berhasil memproduksi sarung dan sarung berukuran 5,56mm dan 9mm. Targetnya untuk kaliber 5,56mm sebanyak 100 juta butir per tahun, sedangkan kaliber 9mm akan bertahap hingga mencapai 500 juta butir per tahun.

Menurutnya, menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia bukan satu-satunya yang membutuhkan peluru. Saat ini dunia mengalami kekurangan peluru.

Sedangkan PINDAD berhasil mengirimkan sekitar 400 juta butir amunisi. Kebetulan, Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden RI baru terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, mengatakan kebutuhan amunisi nasional telah mencapai 5 miliar butir amunisi setiap tahunnya untuk menjamin kebutuhan operasional dan cadangan. . . Institut TNI.

“Untuk itu, melalui UU Cipta Kerja, pemerintah memberdayakan pelaku usaha swasta untuk memperkuat industri pertahanan nasional agar kebutuhan amunisi bersumber dari dalam negeri, bukan bergantung pada impor,” jelasnya.

Memastikan seluruh proses dari awal hingga akhir dilakukan sesuai ketentuan, sehingga kualitas produksi terjamin dan tidak diragukan lagi,” tegasnya.

Berdasarkan data BPS, pada pertengahan tahun 2023 saja, Indonesia mengimpor senjata, amunisi, dan bagiannya senilai US$202,73 juta atau senilai Rp3,52 triliun.

Indikator ini diperkirakan akan terus tumbuh pada tahun 2024 dan 2025. Jika nilai tersebut dapat ditransfer secara internal, maka akan memberikan dampak multiplier ekonomi yang besar terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours