Asosiasi pengusaha harap BI tak naikkan suku bunga

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan suku bunga acuan atau BI rate.

“Kami berharap, jika memungkinkan, BI-rate tidak dinaikkan lagi dalam situasi seperti ini,” kata Presiden Apindo Jenderal Shinta Kamdani kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Selasa.

Ia mengamini kondisi perekonomian saat ini sedang dalam kondisi sulit sehingga BI perlu melakukan intervensi secara hati-hati, terutama di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang dilakukan The Fed.

Namun, kata Shinta, posisi rupee terhadap dolar AS berdampak pada pelaku usaha, karena volatilitasnya membuat dunia usaha semakin sulit.

“Kami mengapresiasi upaya pemerintah mengendalikan nilai tukar rupee. Tapi kalau di bawah Rp, kita perlu pertahankan. 16.000, pasti bagus,” ujarnya.

Rupee melemah terhadap dolar AS pada hari Selasa karena meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan beragamnya data ekonomi dari mitra utama Indonesia, Tiongkok.

Pada penutupan perdagangan Selasa, rupee melemah 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp 16.180 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.170.

Pasar menunggu BI-rate turun. Dalam RDG BI sebelumnya pada 19-20 Juni 2024, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,25 persen, deposit facility rate sebesar 5,50 persen, dan loan facility rate sebesar 7 persen.

Teuku Riefky, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Sosial, Fakultas Ekonomi dan Keuangan Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), menilai Bank Indonesia (BI) perlu mempertahankan BI-rate di level 6,25 persen pada Juli 2024.

Pasalnya, inflasi saat ini belum menjadi isu yang mendesak dan perbedaan suku bunga masih menarik untuk menarik modal dan menjaga stabilitas rupee.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours