Belajar Manajemen Wisata, Ubaya Ajak Desa Binaan ke Desa Penglipuran Bali

Estimated read time 4 min read

SURABAYA – Tim pekerja sosial Universitas Surabaya (Ubaya) mengumumkan akan melakukan penelitian lapangan di desa bantuan Ubaya, yakni Desa Penglipuran, Desa Belik, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Bali.

Benny Liantho, Ketua Kelompok Pengabdian Masyarakat Ubaya, menjelaskan bahwa karya ini merupakan implementasi dari Program Penyuluhan Real Estate Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal di Desa Belik, Kabupaten Mojokerto.

“Proyek ini mendapat dukungan finansial dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Melalui Direktur Riset, Teknologi, Pelayanan Sosial (DRTPM), Dirjen Dikti, Riset dan Teknologi,” kata Benny Liantho, CEO Ubaya.

Benny menambahkan, studi lapangan ini memiliki beberapa tujuan. Di antaranya perubahan sikap para pimpinan desa wisata dan Bumdes. Selain itu, peserta belajar bagaimana mengelola desa wisata secara efektif, melihat dan mendengar pengalaman otentik.

“Perjalanan kami menambah pengetahuan dan keterampilan mitra untuk meningkatkan pelayanan yang baik, memperkuat pemahaman tentang desa wisata yang bersih dan berkelanjutan. Selain mendorong munculnya inovasi dalam pengelolaan desa wisata.” Kami belajar dari desa Panglipuran di Bali. bagaimana mengelola pariwisata, pengelolaan restoran, pelayanan pelanggan yang baik dan pengelolaan UKM yang profesional,” imbuhnya.

Ketua tim pengabdian ini adalah Benny Liantho dari Teknik Industri Ubaya. Anggota tim tersebut adalah Ahmad Miftah Fajrin, Endah Asmavati, Mikhail Ming Khosasih dari Teknik Komputer Ubaya, Andy Setyavan dari Jurusan Manajemen Bisnis dan Ekonomi Ubaya, Utomo dan Kartika Erawati dari LPPM Ubaya serta Joko Mijarto dari Veteran Timur. Proyek Pembelajaran Pariwisata Jawa.

Rektor Ubaya berharap Desa Belik Kecamatan Travas menjadi destinasi wisata terbaik dalam berbagai aspek seperti pelayanan yang baik, lingkungan yang bersih, perlindungan hutan bambu. Secara keseluruhan, semakin banyak pengunjung dan semakin banyak pendapatan bagi desa dan masyarakatnya.

Benny menambahkan, kegiatan penelitian lapangan dilakukan di Desa Penglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali dan Desa Blangsinga, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

Perwakilan Desa Belik, Perwakilan Pemerintah Desa, Perwakilan Bumdes Mulya Jaya Belik, BPD, Karang Taruna, PKK dan MCHB turut serta dalam acara pada tanggal 26-28 Juli 2024.

Pendidikan di desa Penglipuran dilaksanakan selama 2 hari 1 malam. Pada hari pertama, rombongan berwisata bersama pemandu wisata untuk melihat kehidupan masyarakat, berinteraksi dengan masyarakat, dan melihat hutan bambu di desa Penglipuran.

Dalam kesempatan tersebut, rombongan berkesempatan berbincang dengan pengelola tentang konservasi bambu dan melihat langsung proses dekorasi bambu untuk mempercantik hutan bambu. Rombongan juga berkesempatan menyusuri hutan bambu dengan menggunakan shuttle bus untuk mengangkut wisatawan hingga ke tempat parkir.

Selain tur, tim pengabdian Ubaya juga memberikan materi pelatihan pengelolaan pariwisata, pengelolaan restoran, dan pelayanan pelanggan yang baik. Saya kedatangan Nengah Moneng yang merupakan Ketua Kelompok Informasi Pariwisata (Pokdarvis) Desa Wisata Penglipuran Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali.

“Di Desa Penglipuran, setiap warga berkesempatan menjadi tuan rumah untuk menyajikan makanan kepada tamu atau wisatawan. Makanan bisa dihidangkan di rumah masing-masing warga atau di jalan utama Desa Penglipuran. Meski masyarakat sebagai penjual makanan, pihak organisasi berada di koordinasi desa wisata Penglipuran “Jadi, berkesempatan untuk membeli makanan bagi seluruh warga yang menyukainya, serta pengunjung dan wisatawan,” kata I Nengah Moneng.

Naif Santoso, Kepala Bumdes Mulya Jaya Desa Belik yang ikut serta dalam penelitian lapangan mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Kami atas nama perwakilan Bumdes dan Desa Belik mengucapkan terima kasih kepada Ubaya atas kesempatan yang baik untuk melakukan studi lapangan ini,” ujarnya.

Menurut Naif, banyak pelajaran berharga yang didapatnya. “Kami melihat perjuangan yang tidak mudah di Desa Adat Penglipuran Bangli. Apa yang terjadi di Desa Penglipuran merupakan sebuah contoh pengabdian dan pelayanan yang baik yang luar biasa,” ujarnya.

Desa Panglipuran Bali terletak sekitar 45 kilometer dari Denpasar. Inilah salah satu desa wisata terbaik di Bali. Suasananya sejuk dan asri. Desa ini memiliki lahan seluas 112 hektar, 40% diantaranya merupakan hutan bambu. Desa Wisata Penglipuran terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Bukan hanya turis. Banyak kelompok yang datang untuk belajar bagaimana mengelola desa wisata.

Banyak prestasi nasional dan internasional yang telah diraih. Pada tahun 2023, Desa Wisata Penglipuran terpilih menjadi salah satu dari 54 desa wisata terbaik tahun 2023 oleh UNWTO (United Nations World Tourism Organization).

Banyak penghargaan lain yang diperoleh Rumah Wisata Penglipuran, antara lain Juara I Cipta Award 2023, Juara II Desa Wisata Nasional 2014, Desa Wisata Standar ASEAN 2017, Homestay Standar Asia, Destinasi Berkelanjutan Hijau 2019 dan Penghargaan No Tourism sebagai Desa Iklim. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours