Saat Dedolarisasi Terus Menggema, Bisnis Rusia Bergeser ke Bank-bank Kecil China

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Washington sejauh ini enggan menjatuhkan sanksi terhadap bank-bank besar Tiongkok – yang telah lama dipandang oleh para analis sebagai “opsi nuklir” – karena dampaknya yang besar terhadap perekonomian global dan hubungan AS atau AS-Tiongkok.

Kekhawatiran mengenai kemungkinan sanksi telah menyebabkan bank-bank besar Tiongkok membatasi pembayaran dalam transaksi lintas batas yang melibatkan Rusia atau menarik diri dari partisipasi sama sekali, menurut laporan Reuters.

Kondisi tersebut telah mendorong perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk beralih ke bank-bank kecil di perbatasan dan memicu penggunaan saluran keuangan bawah tanah, atau mata uang kripto, yang dilarang. Para pejabat Barat khawatir bahwa beberapa lembaga keuangan Tiongkok masih memfasilitasi perdagangan dengan aplikasi ganda sipil dan militer.

Beijing, sebaliknya, menuduh Washington membuat klaim tidak berdasar tentang apa yang disebutnya sebagai perdagangan rutin dengan Moskow.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa pemerintahan Biden telah mulai mempertimbangkan sanksi apa yang mungkin diterapkan tahun ini untuk mengekang bank-bank Tiongkok. Namun sanksi apa yang akan diterapkan tidak disebutkan lebih detail.

Pada bulan Desember, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang mengancam sanksi terhadap lembaga keuangan yang membantu Moskow menghindari sanksi Barat.

AS sebelumnya telah menjatuhkan sanksi terhadap bank-bank kecil Tiongkok karena berbagai masalah, termasuk kerja sama dengan entitas Iran.

Pada saat yang sama, Tiongkok dan Rusia mendorong yuan untuk diperdagangkan dengan dolar setelah perang di Ukraina. Hal ini dapat melindungi perekonomian mereka dari sanksi AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours