PLN Optimalkan Pemanfaatan EBT untuk Pembangkit Tenaga Listrik

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – PT PLN (Persero) meraih Penghargaan Ekonomi Hijau atas infrastruktur energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Penghargaan tersebut merupakan upaya perusahaan dalam melakukan transformasi energi secara berkesinambungan melalui pengembangan dan penambahan pembangkit EBT.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan penghargaan tersebut menjadi inspirasi bagi PLN untuk terus mendukung pemerintah dalam transisi energi guna memitigasi perubahan iklim global.

Penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh insan PLN dalam transisi energi. Prestasi ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus melanjutkan transisi energi guna menjamin kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang, kata Dermwan dalam keterangannya. , di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Sementara itu, Direktur Perencanaan Transmisi dan Sistem PLN EV Hariady mengatakan PLN terus melanjutkan upaya transisi energi, salah satunya adalah pengembangan pembangkit dan infrastruktur EBT.

“Tahun lalu kami berhasil mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Sirta di Jawa Barat dengan kapasitas 192 megawatt (MWp). Merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan mampu menyuplai listrik ramah lingkungan kepada 50 ribu rumah. “ucap Evie.

Selain itu, kata Evie, PLN juga telah berhasil merealisasikan 10 MW dari total kapasitas MW di Ibu Kota Negara Kepulauan (ICN). PLTS IKN memiliki luas 80 hektar dan dilengkapi dengan 21.600 panel surya.

PLN juga memiliki skenario pengembangan EBT yang agresif melalui Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan (ARED). Skenario ini bertujuan untuk mengakomodasi tambahan kapasitas pembangkitan berbasis EBT sebesar 75 persen dan tambahan kapasitas gas sebesar 25 persen pada tahun 2040.

“Kami menyadari bahwa kita harus melakukan transisi energi untuk menghentikan pemanasan global dan menjamin kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Ivey.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Noorbaya Bakar mengatakan transisi energi dan pembangunan ekonomi hijau sangat penting karena berkaitan dengan aspek pembangunan ekonomi termasuk pengurangan emisi dan polusi, efisiensi energi, dan efisiensi sumber daya alam.

“Ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesejahteraan sosial sekaligus mengurangi risiko terhadap kehidupan. Ekonomi hijau adalah ekonomi yang menghasilkan sedikit atau tanpa emisi karbon dioksida dan pencemaran lingkungan, serta melestarikan sumber daya alam dan masyarakat. .” pembangunan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours