P3S Soroti Transparansi dan Akuntabilitas Perum Bulog

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Direktur Eksekutif Kajian Politik dan Kebijakan Publik (P3S) Jerry Massie menekankan transparansi dan akuntabilitas.

Perum Bulog mendapat denda impor beras atau tunggakan Rp 294,5 miliar.

Hal ini terjadi saat Jerry menanggapi tudingan Direktur Utama Perum Bayu Krisnamurthi yang mengakui perusahaan telah menerapkan praktik transparan dalam mekanisme lelang impor beras, namun terjerat skandal tunggakan Rp 294,5 miliar.

Akuntabilitas dan kredibilitas Bulog harus didukung. Kasus-kasus yang menimpa Bulog saat ini, termasuk kasus mogok kerja, harus diselesaikan terlebih dahulu secara transparan, kata Jerry, Rabu (24 Juli 2024).

Ia menilai Perum Bulog belum transparan dalam urusan pengadaan dan pendistribusian beras. Menurut Jerry, Perum Bulog tidak pernah merinci cadangan dan kebutuhan beras masyarakat.

“Kami tidak tahu kepada siapa kami titip impor, berapa harga saat kami mendatangkan, atau berapa harga saat kami menjualnya. Kami tidak tahu. Tiba-tiba mereka bilang kami harus impor untuk menjaga cadangan pangan. Berapa hasil panen yang dibagikan, berapa “Saya tidak tahu apakah itu digunakan sebagai dana cadangan?” kata Jerry bercanda.

Oleh karena itu Jerry meminta adanya pengawasan tambahan terhadap stok beras Bulog. Jerry menekankan pentingnya intervensi dalam memantau kinerja Perum Bulog pimpinan Bayu Krisnamurthi ke depan.

“Penilaiannya jelek. Sampai saat ini saya tidak tahu alur gudang Burog. Sekitar 200.000 ton beras rusak dan dibuang. Kenapa begini? Kita tergantung impor, tapi logistiknya tidak pernah dilakukan.” , jelas Jerry.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi angkat bicara soal mekanisme lelang impor. Dengan langkah ini, persoalan kenaikan harga impor beras yang saat ini menghambat perusahaan-perusahaan negara juga harus terbantahkan.

Bayu mengatakan, mekanisme lelang umum diawali dengan pengumuman masyarakat bahwa Perum Bulog akan membeli beras dalam jumlah tertentu.

Menurut Bayu Szombat (20 Juli 2024), “80-100 eksportir penjual akan didaftarkan untuk lelang.”

Bayu mengatakan, beberapa perusahaan, terutama yang baru, biasanya menarik diri karena persyaratan yang ketat tersebut. Jadi sekitar 40-50 perusahaan ikut serta dalam lelang sebenarnya.

Klaim Bayu sendiri tidak sesuai fakta dan dokumen Ad Hoc Review Group Kegiatan Pengadaan Beras Luar Negeri atau Impor tertanggal 17 Mei 2024 yang ditandatangani Plt Ketua SPI Arrahim K. Kanam.

Dari hasil peninjauan sementara oleh Kelompok Kajian Pengadaan Beras Luar Negeri, dalam dokumen tersebut disebutkan terdapat kendala pada dokumen impor karena tidak memadai dan tidak lengkap sehingga menimbulkan biaya pos atau denda di kawasan pabean/pelabuhan. Sumatera Utara, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Timur.

Sebagai informasi, Kajian Demokrasi Rakyat (SDR) melaporkan Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Dirjen Perum Bulog Bayu Krisnamurthi angkat bicara soal dugaan kenaikan harga (selisih harga) produk impor sebanyak 2,2 juta ton. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (7 Maret) melaporkan impor beras senilai Rp2,7 triliun dan kerugian negara senilai Rp294,5 miliar akibat tidak dibayarnya impor beras.

Direktur Eksekutif Riset Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera mengusut pimpinan Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Perum Bulog Bayu Krisnamurthi sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas dua kasus tersebut.

“Kami berharap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi RI dapat memberikan pendapat dan pertimbangannya kepada kami dalam menangani perkara yang kami laporkan,” kata Hari di luar gedung KPK, Jakarta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours