Percobaan pembunuhan Trump soroti sejarah kekerasan politik AS

Estimated read time 3 min read

Istanbul (ANTARA) – Serangan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump pada kampanye di Pennsylvania, Sabtu (7/7/13) telah menjerumuskan AS ke dalam “babak gelap kekerasan politik”, analisis CNN menunjukkan.

Ketika Amerika Serikat bergulat dengan ketegangan yang mendalam, serangan-serangan tersebut sekali lagi mengungkap masa lalu demokrasi Amerika yang brutal.

Trump tertembak di telinga kanannya tetapi dipastikan dalam kondisi baik setelah upaya pembunuhan yang gagal.

Biro Investigasi Federal (FBI) kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyebut Thomas Matthew Crooks sebagai tersangka penembak. Dia kemudian ditembak mati di tempat kejadian.

Pengawal Kepresidenan AS, atau Dinas Rahasia, mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa pria bersenjata itu melepaskan beberapa tembakan ke lokasi kejadian dari posisi tinggi di luar lokasi kejadian.

Selain Trump terluka, satu korban tewas dan dua lainnya luka berat dalam penembakan tersebut.

Peristiwa itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Trump resmi mencalonkan diri sebagai calon Partai Republik tahun 2024. pemilihan Umum.

Dalam pernyataannya, Trump mengatakan peluru tersebut menyerempet telinganya dan menyebabkannya berdarah.

Seorang penembak jitu di atap di luar garis pertahanan kampanye nyaris meleset dari sasarannya dan menyebabkan cedera yang lebih serius.

Kekerasan politik

Suara tembakan dan pemandangan seorang pemimpin politik jatuh ke tanah membawa kembali kenangan menyakitkan tentang kekerasan politik Amerika di masa lalu.

Serangan itu juga menandai berakhirnya 43 tahun keamanan bagi presiden AS dan mereka yang menunggu kursi kepresidenan, menandai peringatan pembunuhan John F. Kennedy pada tahun 1963. dan upaya pembunuhan tahun 1981 terhadap Ronald Reagan.

Penembakan Trump selama kampanye presiden disamakan dengan pembunuhan kandidat Partai Demokrat Robert F. Kennedy pada tahun 1968.

Namun kekerasan politik bukan sekadar peninggalan masa lalu.

Penembakan Gabrielle Giffords dari Partai Republik pada tahun 2011, serangan terhadap latihan bisbol Kongres Partai Republik pada tahun 2017. dan 6 Januari 2021 Serangan terhadap ibu kota AS adalah pengingat terbaru perjuangan Amerika melawan agresi politik.

Implikasinya terhadap pemilihan presiden mendatang

Upaya pembunuhan Trump menambah ketidakpastian pada tahun pemilu yang sudah dianggap “tidak dapat diprediksi”.

Citra Trump sebagai pejuang yang tangguh dapat semakin tertanam di kalangan pendukungnya, yang dapat berdampak pada Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee dan kampanye pemilu yang lebih luas.

Panggilan telah dimulai untuk menyelidiki pelanggaran keamanan pada acara kampanye di Pennsylvania, yang mempengaruhi acara dan kampanye kepresidenan di masa depan.

Wacana politik seputar insiden tersebut dapat memberikan refleksi terhadap intensitas retorika politik dan potensi konsekuensinya di negara dimana senjata api tersedia secara luas.

Mantan anggota Partai Republik Gabrielle Giffords menanggapinya dengan mengatakan bahwa “kekerasan politik sangat buruk.”

“Saya tahu. Saya mendukung mantan Presiden Trump dan semua orang yang terkena dampak tindakan kekerasan saat ini. Kekerasan politik tidak mencerminkan Amerika dan tidak pernah dapat diterima.”

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours