Rusia tuding Prancis diskriminasi atlet berhijab di Olimpiade

Estimated read time 1 min read

MOSKOW (ANTARA) – Keputusan Prancis yang melarang atlet mengenakan jilbab di Olimpiade Musim Panas Paris adalah “langkah separatis yang tidak adil”, kata Menteri Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, Jumat.

Pengumuman itu muncul sehari setelah juara Olimpiade Prancis Sonkamba Sela mengatakan dia dilarang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade karena dia mengenakan jilbab.

“Ketidakadilan segregasi lainnya terjadi kemarin di Paris… Jelas bahwa bahkan sebelum Olimpiade, kompetisi olahraga ini tidak ada hubungannya dengan tujuan gerakan Olimpiade…” kata Zakharova.

Dia membandingkan larangan tersebut dengan diskriminasi yang dihadapi oleh atlet dan jurnalis Rusia dan Belarusia di Olimpiade.

Zakharova berkata, “Sekali lagi (Barat) melanggar semangat olahraga dibandingkan politik. Bertentangan dengan klaim beberapa pejabat Prancis bahwa mereka memperjuangkan keberagaman dan kebebasan berekspresi, mereka yang tidak setuju melihat Dan mari kita lihat, kan.”

Perdana Menteri Rusia menambahkan bahwa tidak ada alasan lagi untuk melihat Olimpiade Paris sebagai kompetisi yang terbuka, adil atau demokratis.

Olimpiade Musim Panas 2024 akan digelar pada 26 Juli hingga 11 Agustus, sedangkan Paralimpiade akan digelar pada 28 Agustus hingga 8 September.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Rusia Ingin Pemainnya Bisa Bersaing Tanpa Diskriminasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours