Pasar Jaya Sebut Digitalisasi Transaksi di Jakarta Perlu Dimaksimalkan

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Sistem pembayaran digital di Jakarta diperkirakan akan semakin meningkat, seperti Qris dan lainnya. Hal itu diungkapkan Manajer Humas PD Pasar Jaya, Agus Lamun.

Agus menjelaskan, meski perkembangan teknologi di Jakarta semakin pesat, namun masih banyak penjual yang belum mau menggunakan sistem digital dalam bertransaksi.

“Di Jakarta bahkan 50 persen konsumennya sudah menggunakan QRIS. Kecuali pasar yang segmennya menengah ke atas atau modern seperti Mayestik,” kata Agus, Kamis (18/07/2024).

Agus mengungkapkan, banyak alasan yang membuat para pemasar di Jakarta enggan menggunakan transaksi digital. Pertama, para pedagang menganggap perdagangan elektronik itu rumit atau mereka tidak mau terlibat.

Para pedagang mengakui bahwa penggunaan aplikasi membutuhkan waktu lama untuk memproses pembayaran atau menyelesaikan pembayaran digital.

Alasannya, kami tidak ingin mempersulit apalagi bagi para pedagang yang sudah lanjut usia, kata Agus.

Kedua, masih banyak pedagang yang berpendapat bahwa penggunaan QRIS merupakan transaksi riba yang dilarang menurut ajaran Islam.

“Masih banyak pedagang di Jakarta yang tidak mau menggunakan QRIS karena dianggap produk keuangan yang disamakan dengan keuntungan,” kata Agus.

Padahal, menurut Agus, rata-rata pasar di Jakarta saat ini sudah menggunakan sistem pembayaran nontunai. Oleh karena itu, Agus berharap ke depannya perbankan dan pasar dapat bekerja sama secara luas dalam memperkenalkan rekening digital bagi konsumen di pasar Jakarta.

“Bank dan pemerintah daerah atau pemasar harus memastikan bahwa pembayaran digital merupakan suatu kewajiban, bukan sekedar keharusan,” kata Agus.

Agus menyarankan agar pedagang mengetahui bahwa pengaruh jumlah pembayaran lebih baik. Selain data transaksi dan penjualan yang lebih akurat, juga dapat memudahkan perdagangan.

“Penjual tidak mau memanfaatkan pelanggannya hanya mengandalkan mereka yang datang langsung ke pasar atau luar pasar. Sedangkan yang memanfaatkan digital memang bisa menjaring banyak orang baru secara online,” kata Agus.

Pada akhir, Agus menegaskan Jakarta akan segera menjadi ibu kota, namun akan menjadi pusat perekonomian Indonesia bahkan dunia.

Oleh karena itu, para pedagang di Jakarta perlu berinteraksi dan memanfaatkan teknologi digital dengan baik, tutupnya.

Berbicara dengan CEO PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan ritel, Indra mengatakan kliennya mendukung penuh niat dan rencana PD Pasar Jaya untuk mendigitalkan pembayaran bagi konsumen di Jakarta.

“Saya mendukung rencana ini karena ini juga merupakan rencana pemerintah, bahwa jumlah gaji di Indonesia akan terus bertambah dan berkembang. Jakarta akan menjadi bisnis dengan seluruh dunia, harus menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal jumlah pembayaran. ,” dia berkata.

Indra mencontohkan, pasar transaksi digital khususnya penggunaan QRIS antara nasabah UMKM dan usaha kecil sangat tinggi. Bank Indonesia (BI) menyebutkan transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun lalu, yakni mencapai 226,54 persen.

Berdasarkan data tersebut, kampanye periklanan digital berada pada jalur yang tepat. Namun perlu diketahui bahwa perlu waktu untuk menjelaskan kepada pengguna pentingnya pembayaran mata uang digital dan menghancurkan informasi palsu yang berkembang di masyarakat, ujarnya. .

Menurut Indra, Bank Indonesia tidak bisa memimpin kampanye teknologi nasional sendirian. Seluruh mitra dan perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing harus memiliki jangkauan yang sama, serta kreativitas dan inovasi.

Contoh inovasi yang diterapkan perusahaan pada produknya Qris Posku Lite pada komunitas UMKM adalah pemberian insentif bantuan literasi keuangan, seminar dan pelatihan pemasaran digital, serta insentif kemitraan lainnya.

Ketiganya menawarkan metode pembayaran dan pemantauan transaksi, sistem informasi terintegrasi, serta pendaftaran toko dan bistro yang sederhana.

“Kami bekerja sama dengan komunitas Tamado Group di Sumatera untuk menjangkau UMKM dengan kampanye UMKM Go Digital di Pematang Siantar dan Kabupaten Samosir. Dalam waktu dekat akan hadir di Sabang (Aceh), Bali dan Bangka serta wilayah lain di Indonesia,” ujarnya. .

Menurut Indra, alasan pentingnya pelatihan dan layanan konsultasi keuangan bagi UKM adalah untuk memberikan laporan keuangan yang baik. Pelaporan keuangan merupakan alat utama untuk memantau posisi keuangan dan pendapatan UMKM.

“Laporan keuangan juga menjadi alat bagi para pelaku usaha untuk mengambil keputusan dan rencana bisnis yang tepat, termasuk menarik para pelaku usaha, dari segi hukum tentunya untuk melaporkan pajak dan pembayarannya agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.

Namun Indra berharap perusahaan yang memberikan bantuan dan nasehat keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang manajemen mutu, ISO 37001:2016 tentang sistem pengadaan kompetitif, dan ISO 27001:2022 tentang sistem informasi.

“Sangat penting bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk mengetahui identitas perusahaan penyedia sistem manajemen digital, salah satunya adalah kepemilikan ketiga ISO tersebut di atas. Pengguna (pembelinya) berasal dari berbagai sumber,” dia berkata.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours