Pemprov sebut 55 BUMDes di Aceh masuk kategori Maju

Estimated read time 2 min read

Banda Aceh (Antara) – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) Provinsi Aceh menyebutkan, saat ini terdapat 55 Badan Usaha Masyarakat (BUMDes) di Aceh yang masuk kategori maju, yang diharapkan jika bisa memberi kepada gampong atau desa tersebut Kemandirian ekonomi.

“Kami berharap masyarakat yang memiliki potensi di daerahnya dapat memanfaatkan dana masyarakat tersebut untuk maju,” kata T Aznal Zahari, Ketua DPMG Aceh di Banda Aceh, Jumat.

Sekitar 55 BUMDes Aceh mengalami peningkatan dalam pengerjaan pada tahun ini sesuai Keputusan Menteri Masyarakat, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Migrasi Pemerintah Indonesia Tahun 2024 No. 177 tentang Klasifikasi Hasil Pembangunan Masyarakat/Bersama. Bisnis komunitas.

55 BUMDes atau Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) di kawasan Tanah Renkong berhasil dikembangkan dan masuk kategori maju yang tersebar di banyak daerah seperti Kabupaten Aceh Tengah, PD, Aceh Utara, Aceh Barat Daya, Ache Tamiang, Bener. Meriah, Aceh Barat, serta kota Banda Aceh dan Langsa.

Kehadiran BUMDes yang tinggi di tengah gampong ini diharapkan dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesejahteraan umum. Sebab, BUMDes akan berkontribusi terhadap Pendapatan Utama desa (PADes).

“Perekonomian negara tumbuh stabil, perekonomian berjalan baik, ada pendapatan, sehingga ada daya beli di desa, sehingga pengangguran dan kemiskinan bisa berkurang,” kata Aznal.

Saat ini DPMG mencatat ada 6.302 BUMDes dari total 6.497 gampong yang ada di Aceh. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.478 BUMDes berstatus pionir, 3.308 BUMDes berkembang, 461 BUMDes berkembang, dan 55 BUMDes masuk kategori maju.

DPMG juga fokus pada pengembangan BUMDes berdasarkan 11 klaster seperti pangan, jasa keuangan, air minum dalam kemasan, usaha kecil, wisata pedesaan, pengelolaan sampah, perikanan, peternakan, perdagangan, pertanian, dan BUMDes bersama

“Desa juga bisa bersama-sama membentuk BUMDes, misalnya di bidang pertanian, jika ingin membuat sentra jagung, bisa menyatukan beberapa desa untuk dijadikan sentra jagung, seperti pangan dan peternakan, dan di daerah lainnya,” kata Gubernur.

Di sisi lain, DPMG juga menyebutkan dana desa sebesar Rp 3,61 juta pada tahun 2024 disalurkan kepada masyarakat Aceh melalui program pemberdayaan masyarakat ketahanan pangan di tingkat gampong.

Alokasi dana masyarakat untuk digunakan (earmark) untuk mendanai Program Bantuan Langsung Tunai (BLT), perlindungan pangan dan hewan, serta pencegahan dan pengurangan stunting. Saat ini perolehan tahap pertama mencapai Rp 1,35 juta dan tahap kedua mencapai Rp 439,3 miliar.

Saat ini, alokasi Dana Masyarakat non-Earmark digunakan untuk membiayai Program Prioritas Kelompok di Masyarakat dan Dana Pokok Bina Lingkungan (BUMDes), dengan perolehan tahap pertama sebesar Rp1,05 triliun dan Rp. 773,3 miliar pada tahap kedua

Jadi total dana Desa tahun 2024 yang disalurkan hingga saat ini Airmark, non Airmark tahap pertama dan kedua mencapai Rp3,61 triliun atau mencapai 75,42 persen, ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours