Korut uji coba rudal baru untuk hulu ledak super besar

Estimated read time 2 min read

Seoul (ANTARA) – Korea Utara telah menguji rudal baru yang mampu membawa hulu ledak besar, kata media pada Selasa.

Pengumuman tersebut disampaikan Korea Utara sehari setelah Korea Selatan menyatakan Korea Utara telah menembakkan dua rudal dan satu gagal.

Korea Utara berhasil meluncurkan rudal balistik Hwasong-11Da-4.5 yang mampu membawa hulu ledak 4,5 ton pada hari Senin, menurut Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA).

KCNA mengatakan, “Uji coba tersebut dilakukan menggunakan rudal dengan hulu ledak berat untuk mengukur keselamatan penerbangan dan akurasi serangan pada ketinggian 500 kilometer dan jangkauan minimum 90 km,” kata KCNA.

KCNA juga mengatakan bahwa Korea Utara akan melakukan uji coba rudal lainnya pada bulan Juli “untuk memeriksa karakteristik penerbangan, keakuratan serangan dan kekuatan ledakan hulu ledak besar di muka dalam jarak 250 km.”

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan pada hari Senin bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal balistik di timur laut wilayah barat. Salah satunya menempuh jarak 600 kilometer sebelum mencapai Laut Timur, dan yang lainnya hanya menempuh jarak 120 kilometer sebelum menghilang dari radar.

JCS mengatakan roket kedua tampak tidak normal di jalur penerbangannya dan jika meledak di udara, puing-puingnya akan jatuh ke tanah.

Hulu ledak berukuran super tersebut merupakan salah satu dari serangkaian senjata berteknologi tinggi yang dijanjikan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk dikembangkan pada konferensi partai pada tahun 2021, termasuk satelit intelijen militer dan jaringan tenaga nuklir.

Uji coba rudal tersebut dilakukan kurang dari seminggu setelah Korea Utara menembakkan rudal ke Laut Timur.

Pyongyang telah mengklaim keberhasilan dalam uji coba rudal berkepala dua, namun militer Korea Selatan menganggapnya sebagai “hoax”, dan mengatakan bahwa peluncuran tersebut gagal karena bom meledak di udara.

Kemarahan terbaru Korea Utara terjadi setelah Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang menyelesaikan latihan tiga hari “Perbatasan Kebebasan” pada hari Sabtu, termasuk produk Angkatan Laut AS dan jet tempur.

Korea Utara mengutuk latihan hari Minggu tersebut, dan bersumpah akan melakukan “langkah yang luar biasa dan agresif” terhadap apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk memperkuat blok militer.

Sebelumnya, Pemimpin Korea Utara Kim dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan di Pyongyang pada 19 Juni. Keduanya menandatangani perjanjian kerja sama baru di mana kedua negara akan memberikan bantuan militer “tanpa penundaan” jika kedua negara diserang.

Para ahli telah mengemukakan prospek bahwa siaran baru tersebut bisa menjadi uji coba rudal yang dimaksudkan untuk dikirim ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Sumber: Yonhap-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours