China sambut positif keinginan Malaysia bergabung dalam BRICS

Estimated read time 2 min read

Beijing (ANTARA) – China menyambut baik permintaan Malaysia untuk bergabung dengan kelompok negara lintas benua BRICS.

“Kami menyambut lebih banyak mitra yang berpikiran sama untuk bergabung dalam kerja sama BRICS dan bekerja sama untuk menjadikan tatanan internasional lebih adil dan adil,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian pada konferensi pers di Beijing, Tiongkok, pada hari Senin.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pada Minggu (28/07) bahwa Malaysia telah mengirimkan permintaan kepada Rusia untuk bergabung dengan organisasi antar pemerintah BRICS.

Rusia memimpin organisasi ini, yang namanya merupakan singkatan dari negara anggota aslinya, yaitu Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Perdana Menteri Malaysia Anwar mengatakan keinginan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS menjadi topik utama pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang mengunjungi kompleks Seri Perdana pada hari Minggu.

Lin Jiang menambahkan: “Perkembangan dan perluasan mekanisme BRICS mencerminkan tren zaman, melayani kepentingan masing-masing negara, dan memberikan kekuatan pendorong yang kuat bagi multipolaritas di dunia dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional.”

Oleh karena itu, menurut Lin Jian, sebagian besar negara berkembang dan emerging market, seperti Malaysia, menunjukkan minat yang besar terhadap BRICS dan telah menyatakan pengakuannya dan bergabung dengan kelompok ini.

Lin Jiang mengatakan: “Anggota BRICS dengan sepenuh hati menanggapi harapan berbagai pihak dan menerapkan proses yang relevan dengan tindakan pragmatis.”

BRICS, yang awalnya terdiri dari Brazil, Rusia, India dan Tiongkok, didirikan pada tahun 2009 sebagai platform bagi negara-negara berkembang untuk bekerja sama, dan Afrika Selatan bergabung dengan asosiasi tersebut pada tahun 2010. Sekarang asosiasi ini terdiri dari Iran, Mesir, Ethiopia dan Uni Emirat Arab.

Total populasi BRICS mencakup 43 persen populasi dunia. Volume perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan dunia. BRICS juga mencakup seperempat perekonomian dunia dan menyumbang seperlima perdagangan global.

Kelompok ini juga tidak hanya membahas topik ekonomi saja. Selama tahun 2009-2016 misalnya, mereka mengembangkan kesamaan posisi dalam berbagai isu regional, seperti perang di Libya, Suriah dan Afghanistan, serta program nuklir Iran.

Lebih dari 40 negara di dunia disebutkan ingin bergabung dengan BRICS, antara lain Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Bolivia, Mesir, Kuba, dan Kazakhstan.

Mengingat besarnya ukuran masing-masing negara dan situasi politik dan ekonomi global yang dinamis, BRICS melakukan konsolidasi sebagai kekuatan geopolitik dan geoekonomi baru yang akan menyeimbangkan hegemoni negara-negara Barat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours