Menteri ESDM imbangi kebijakan migas Afrika lewat New Gross Split

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyeimbangkan tingkat agresif kebijakan negara-negara Afrika di sektor migas, salah satunya melalui peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Divisi kotor baru.

“KKKS banyak yang mengungsi ke tempat lain, Guyana, Mozambik, Meksiko. Mereka (negara-negara tersebut) menggunakan skema yang sangat sederhana, royalti pajak. Jadi kita coba imbangi,” kata Arifin dalam paparan di Jakarta, Jumat.

Arifin mengatakan, peraturan Menteri ESDM pada pembagian bruto yang baru nantinya akan menyesuaikan pajak-pajak yang dinilai berlebihan dan memberatkan kontraktor.

Permen ini juga akan menyederhanakan komponen selain pembagian atau bagi hasil agar lebih menarik.

“Sederhanakan 13 komponen sebelumnya, kami kurangi menjadi 5 komponen. “Sudah mendapat stempel persetujuan dari Presiden (Joko Widodo),” ujarnya.

Lebih lanjut, Peraturan Menteri ESDM tentang Divisi Bruto Baru juga akan mengatur penambahan divisi bagi kontraktor yang berproduksi di wilayah periferal.

Berdasarkan penjelasan Arifin, keuntungan yang ditawarkan kepada kontraktor, termasuk kontraktor migas nonkonvensional, bisa mencapai 95 persen.

“Misalnya untuk migas nonkonvensional, misalnya minyak, nanti bisa lebih banyak (diversifikasi) karena biayanya lebih mahal, risikonya lebih tinggi,” kata Arifin.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marzolijan Wajong, penyederhanaan komponen perpajakan dan tambahan bagi hasil bagi kontraktor di daerah pinggiran merupakan dua hal yang dibutuhkan kontraktor.

Kalau pembagiannya ya (mudah-mudahan) lebih leluasa. Kalau di daerah sulit, berikan lebih banyak (saham) ke kontraktor. Dari segi pajak, kami minta diskon pajak tidak langsungnya, kata Marzolijan, Rabu ( 31/7) pada internasional kedua di Jakarta Dan disampaikan pada pertemuan Forum Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Indonesia (IICCS) 2024.

Oleh karena itu, tindakan Arifin sejalan dengan pesan Menteri Kelautan dan Investasi Luhut Winsar Pandzaitan.

Luhut mengatakan, kebijakan sektor hulu migas harus lebih menarik untuk menarik investor.

“Pada dasarnya regulasi yang kita buat, insentif yang kita berikan harus menarik bagi masyarakat,” kata Luhut pada Rabu (31/7) di acara 2nd International and Indonesia Carbon Capture and Storage Forum (IICCS) 2024 di Jakarta.

Luhut juga mengatakan, insentif yang diberikan Indonesia tidak semenarik insentif yang diberikan negara-negara Afrika.

“Afrika sudah memberikan (rasio bagi hasil) 60:40, sedangkan kita masih 85:15. Indonesia bukan satu-satunya pilihan masyarakat. banyak lainnya. Jadi kita harus melihat sekeliling kita,” kata Luhut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours