Kemenkeu pastikan antisipasi produksi dalam negeri guna jaga inflasi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Fabrio Kakaribo mengatakan pemerintah terus memperkuat kebijakan peramalan untuk menjaga produksi dalam negeri guna mengendalikan inflasi.

Fabrio di Jakarta, Selasa, mengatakan: “Meski tren inflasi melambat dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah bersiap dengan memperkuat kebijakan prakiraan untuk menjaga produksi dalam negeri di tengah risiko perubahan iklim dan kesiapsiagaan bencana. Lanjutkan saja.”

Selain itu, Pemerintah terus berkoordinasi dan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait di pusat dan daerah, untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam menyikapi situasi tersebut.

Inflasi pada bulan Juni 2024 sebesar 2,51 persen (y/y), jauh lebih rendah dibandingkan bulan Mei 2024 (2,84 persen), didukung oleh harga pangan yang terkendali dan inflasi inti yang stabil.

Secara bulanan, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen seiring dengan terus turunnya harga-harga sebagian besar produk pangan.

Inflasi volatile food menunjukkan tren yang berkelanjutan. Harga berbagai bahan pangan seperti bawang bombay, tomat, daging dan telur ayam ras, ikan segar, dan beberapa sayuran mengalami penurunan.

Tren ini sejalan dengan peningkatan cadangan yang didukung oleh pasokan dalam negeri dan distribusi yang memadai.

Harga beras juga terus menunjukkan tren positif didukung oleh Program Stabilisasi Persediaan dan Harga Pangan (SPHP) dan stok pangan yang kuat. Hal ini mendorong inflasi volafile food pada bulan Juni terus melambat menjadi 5,96 persen (yoy) dari 8,14 persen (yoy) pada bulan Mei 2024.

Perkembangan inflasi inti dan suku bunga yang diatur pemerintah mendukung inflasi secara keseluruhan terkendali dalam kisaran sasarannya.

Inflasi inti hanya mengalami sedikit penurunan menjadi 1,90 persen (yoy) dari 1,93 persen (yoy) pada bulan Mei 2024. “Inflasi inti tetap mencerminkan kuatnya daya beli masyarakat, meskipun kita harus tetap berhati-hati.”

Sementara itu, inflasi lembaga sedikit meningkat, menjadi 1,68 persen (yoy), dari 1,52 persen (yoy) pada bulan Mei 2024, dipengaruhi oleh faktor musiman, seperti musim liburan sekolah di antara kenaikan tarif pesawat dan dinamika harga bahan bakar pesawat jet.

“Inflasi yang terkendali juga tidak lepas dari koordinasi moneter dan fiskal yang kuat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours