FAO serukan tindakan mendesak untuk atasi kelaparan di Darfur, Sudan

Estimated read time 2 min read

JENEWA (ANTARA) – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyerukan tindakan segera di Sudan ketika kondisi kelaparan dipastikan terjadi di beberapa bagian Darfur berdasarkan laporan penilaian ketahanan pangan terbaru.

“Kami menyaksikan kondisi kelaparan yang mengerikan di beberapa wilayah Darfur Utara dan meningkatnya risiko kelaparan di pemukiman lain dan wilayah yang terkena dampak konflik, khususnya di Darfur, Kordofan Selatan, Khartoum dan Al Jazeera,” kata Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu. penyataan.

Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) telah mengungkapkan bahwa kondisi kelaparan masih terjadi di kamp Zamzam bagi para pengungsi internal (IDP) yang menampung 500.000 pengungsi di luar kota El Fasher di Darfur.

IPC mencatat bahwa Sudan mengalami tingkat kerawanan pangan akut terburuk sepanjang sejarah dengan 755.000 orang menghadapi kelaparan.

Lebih dari separuh populasi, 25,6 juta orang, berada dalam krisis atau lebih buruk lagi, sementara 755.000 orang menghadapi bencana kerawanan pangan di 10 negara bagian, termasuk lima negara bagian Darfur Besar, serta negara bagian Kordofan Selatan dan Utara, Sungai Nil Biru, Al Jazeera dan Khartoum.

FAO menyerukan segera diakhirinya permusuhan, peningkatan pesat dalam bantuan pangan, nutrisi dan uang tunai, serta bantuan darurat pertanian.

“Kami khawatir dengan bencana yang akan terjadi ini, namun karena konflik yang sedang berlangsung dan terbatasnya akses kemanusiaan, komunitas-komunitas ini masih belum menerima bantuan segera yang mereka butuhkan,” kata Kou.

Mengakui bahwa kelaparan dapat dihentikan, beliau mengatakan penghentian permusuhan dapat menjadi langkah pertama yang penting menuju arah tersebut.

“Perdamaian adalah prasyarat bagi ketahanan pangan dan hak atas pangan adalah hak asasi manusia,” tambahnya.

Sudan sangat bergantung pada pertanian dan hampir 65 persen penduduknya bekerja di sektor ini. Namun, gaya hidup pedesaan dan sistem pertanian pangan berada di garis depan konflik.

Badan PBB tersebut telah memperingatkan bahwa tingkat kerawanan pangan di negara tersebut kemungkinan akan semakin diperburuk oleh curah hujan di atas rata-rata dan suhu yang diperkirakan akan melanda Sudan bagian selatan dan tengah akibat kondisi La Niña yang diperkirakan terjadi pada bulan Agustus hingga September.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours