Film horor “Pernikahan Arwah” mulai syuting, bawa budaya Tionghoa

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Film horor terbaru Entelekey Media Indonesia Ghost’s Wedding (Butterfly House) akan segera mulai syuting pada Agustus 2024 bekerja sama dengan Relate Films. Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini menyajikan cerita terkait asal usul budaya Tionghoa dan tradisi pernikahan spiritual. “Pendekatan budaya Tionghoa dan adat istiadat Indonesia yang jarang terlihat di layar lebar, kami berharap film ini dapat memberikan pengalaman horor baru dan tak terlupakan kepada penonton,” kata Paul dalam siaran pers yang diperoleh, Selasa. Ditulis oleh Aldo Swastiya bersama Ario Sasongko, film ini bercerita tentang pasangan antar ras, seorang pria Tionghoa-Indonesia dan seorang wanita lokal, yang mengadakan sesi foto pre-wedding bersama teman-temannya di negara asal calon mempelai pria. rumah

Baca Juga: Dari Komedi Srimulat, Morgan Oi Pindah ke Film Horor. Baca juga: Susan Sameh Akui Percaya Hal Mistis. Aldo yang juga Chief Creative Officer Entelekey Media Indonesia mengatakan film tersebut. diciptakan dengan keyakinan kuat pada cerita yang diceritakan dalam kondisi budaya dan sejarah. “Kami percaya bahwa latar belakang budaya dan sejarah yang dipadukan secara alami dengan sejarah dapat menciptakan pengalaman otentik tanpa adanya paksaan. Dengan sentuhan unik Paul Agusta dan kerja sama erat dengan Relate Films, kami yakin film ini akan sangat berkesan bagi penontonnya,” ujarnya. Aldo.

Pernikahan Hantu (Rumah Kupu-Kupu) dibintangi oleh Morgan Oy dan Zulfa Maharani, serta Jourdi Pranata, Brigitta Cynthia, Puti Syagrul, Ama Gerald, Alam Jaelani, Verdi Solaiman dan Bonita. Morgan mengatakan, dirinya tertarik berakting di film ini karena didikan tradisi Tiongkok dan keunikan karakternya. “Saya berpartisipasi dalam film ini dengan sangat antusias. “Selain latar cerita tradisional Tiongkok, karakter yang saya perankan juga sangat menarik,” kata Morgan.

“Arva’s Wedding” (“The Butterfly’s House”) akan segera syuting dan rencananya akan tayang di bioskop pada tahun 2025.

Film ini mengikuti kematian bibi Salim, satu-satunya saudara sedarah Salim, ketika calon suami istri Salim dan Tasya memutuskan untuk memindahkan pemotretan prewedding mereka ke rumah Salim.

Selain mengurus pemakaman bibinya, Salim harus melanjutkan ritual keluarganya yaitu membakar dupa di altar misterius setiap hari, atau nyawanya akan terancam.

Kehadiran mereka dan kehadiran kru film prewedding di rumah tersebut membuat Salim takut dengan arwah leluhurnya yang meninggal pada masa pendudukan Jepang.

Demi menenangkan jiwa, Tasia ingin mengungkap rahasia masa lalu keluarga Salim, sekaligus melepaskan calon suaminya dari kewajiban agar bisa meninggalkan rumahnya. Baca Juga: Rapi Films Rilis Film Horor Baru Baca Juga: Ini Respon MUI Terhadap Film Horor yang Gunakan Istilah dan Simbol Agama Baca Juga: Aming Sebut Film Horor Indonesia Berkembang Pesat di Era Digital

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours